PLN caplok 14 pembangkit milik Pemda Papua



JAKARTA. Untuk memenuhi rasio elektrifikasi di Papua dan Papua Barat,  PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tahun ini segera mengakuisisi 14 pembangkit listrik milik Pemerintah Daerah (Pemda) Papua dan Papua Barat. Total nilai investasi ini sekitar Rp 156 miliar.

Adapun 14 kabupaten tersebut adalah Yahokimo, Puncak Jaya, Yalimo, Membramo Tengah1 Membramo Raya, Intan Jaya, Lanny Jaya, Tolikara, Puncak, Deiyai, Pegunungan Arfak, Raja Ampat, Tambrauw, dan Teluk Wondama.

Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua PLN, Haryanto WS mengatakan, untuk tahap pertama, PLN akan mengelola dan mengoperasikan pembangkit listrik di lima kabupaten yakni Raja Ampat, Pegununan Arfak, Deiai, Teluk Wondama, dan Yakuhimo.


Masing-masing daerah ini telah memiliki pembangkit listrik berupa mesin diesel dengan kapasitas 1.500 kilo Watt (kW) untuk Raja Ampat, 1.000 kW di Teluk Wondama, dan 500 kW di Pegunugan Arfak. "Untuk dua kabupaten Iainnya, PLN sudah melakukan inventarisasi sistem kelistrikan disana," terangnya di Kantor Pusat PLN, Senin (15/8).

Adapun untuk tahap pertama ini, PLN mengeluarkan Rp 56 miliar. Lalu, Rp 100 miliar akan menyusul untuk sembilan kabupaten Iainnya pada tahun depan.

Hanya saja, dalam akuisisi ini, PLN tidak mengubah jenis pembangkitnya, yaitu PLTD dan PLTS. Haryanto bilang, setelah diambil alih PLN akan meningkatkan pemeliharaannya dan menambah pembangkit dari potensi energi yang ada di wilayah setempat.

"Di sana ada PLTD dan PLTS, tidak kita ganti tapi ditingkatkan pemeliharaannya. Dan saat ini kami sedang lakukan pengumpulan data mengenai potensi energi setempat terutama mikro hidro," jelasnya.

Dari akuisisi 14 pembangkit di kabupaten ini, Haryanto mengklaim bahwa PLN mendapatkan penambahan jumlah pelanggan sebanyak 15.795 atau setara dengan peningkatan Rasio Elektrifikasi di Provinsi Papua dan Papua Barat sebesar 1,67%.

Adapun secara keseluruhan sampai dengan tahun 2016 rasio elektrifikasi di Propinsi Papua baru mencapai 45,93% sedangkan Propinsi Papua Barat sebesar 82,7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini