JAKARTA. PT PLN (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II belum menyepakati skema kerjasama pengelolaan listrik Bandara Soekarno-Hatta.Direktur Operasi Jawa Bali PLN I.G.A Ngurah Adnyana menjelaskan, Jumat akhir pekan lalu ia bertemu dengan Wakil Direktur Utama dan Direktur Teknik AP II. Namun, dari pertemuan itu tidak dihasilkan satu pun kesepakatan skema pengelolaan listrik bandara yang dua pekan lalu sempat mati listrik dan mengakibatkan antrian panjang penumpang pesawat."Kami sudah melakukan audit penyebab mati listrik serta mengecek instalasi bandara untuk keperluan lebaran nanti, karena pasti terjadi lonjakan penumpang saat itu. Lalu berikutnya bagaimana, disini PLN memberikan penawaran kepada AP II," kata Adnyana, Senin (16/8).Salah satu opsi yang ditawarkan PLN adalah BUMN ketenagalistrikan itu menyanggupi untuk diserahi tanggung jawab mengelola listrik bandara Soekarno-Hatta."Kalau mereka serahkan pada kami pasti kami siap, kami akan mengajukan management fee nya kemudian. Tetapi Kalau masih mau mengelola sendiri ya silahkan karena instalasi listrik disana itu milik mereka. Selain itu AP II juga sudah bekerjasama dengan konsultan independen," jelasnya.Untuk mendapat kepastian dari AP II, kedua BUMN tersebut mengagendakan pertemuan lagi pada 18 Agustus 2010 mendatang.Pada 6 Agustus 2010 lalu, listrik di bandara Soekarno-Hatta sempat mengalami kedipan selama 1,7 detik. Penyebab kedipan adalah terjadinya korslet di salah satu taxi way bandara terpadat yang dikelola AP II itu.Kejadian tersebut sebenarnya tidak menyebabkan antrian penumpang yang panjang, jika UPS yang digunakan untuk mengamankan pasokan listrik ke X-Ray dan meja check in berfungsi. Namun, UPS yang diandalkan justru tidak berfungsi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
PLN dan AP II belum sepakati skema pengelolaan listrik
JAKARTA. PT PLN (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II belum menyepakati skema kerjasama pengelolaan listrik Bandara Soekarno-Hatta.Direktur Operasi Jawa Bali PLN I.G.A Ngurah Adnyana menjelaskan, Jumat akhir pekan lalu ia bertemu dengan Wakil Direktur Utama dan Direktur Teknik AP II. Namun, dari pertemuan itu tidak dihasilkan satu pun kesepakatan skema pengelolaan listrik bandara yang dua pekan lalu sempat mati listrik dan mengakibatkan antrian panjang penumpang pesawat."Kami sudah melakukan audit penyebab mati listrik serta mengecek instalasi bandara untuk keperluan lebaran nanti, karena pasti terjadi lonjakan penumpang saat itu. Lalu berikutnya bagaimana, disini PLN memberikan penawaran kepada AP II," kata Adnyana, Senin (16/8).Salah satu opsi yang ditawarkan PLN adalah BUMN ketenagalistrikan itu menyanggupi untuk diserahi tanggung jawab mengelola listrik bandara Soekarno-Hatta."Kalau mereka serahkan pada kami pasti kami siap, kami akan mengajukan management fee nya kemudian. Tetapi Kalau masih mau mengelola sendiri ya silahkan karena instalasi listrik disana itu milik mereka. Selain itu AP II juga sudah bekerjasama dengan konsultan independen," jelasnya.Untuk mendapat kepastian dari AP II, kedua BUMN tersebut mengagendakan pertemuan lagi pada 18 Agustus 2010 mendatang.Pada 6 Agustus 2010 lalu, listrik di bandara Soekarno-Hatta sempat mengalami kedipan selama 1,7 detik. Penyebab kedipan adalah terjadinya korslet di salah satu taxi way bandara terpadat yang dikelola AP II itu.Kejadian tersebut sebenarnya tidak menyebabkan antrian penumpang yang panjang, jika UPS yang digunakan untuk mengamankan pasokan listrik ke X-Ray dan meja check in berfungsi. Namun, UPS yang diandalkan justru tidak berfungsi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News