PLN dan HDF Energy Perkuat Kerja Sama Hidrogen Hijau untuk Indonesia Timur



KONTAN.CO.ID - DUBAI. PT PLN (Persero) dan Hydrogen de France SA (HDF Energy) memperkuat kerja sama melalui penandatanganan Perjanjian Studi Pengembangan Bersama (PSPB). Ini merupakan tindak lanjut Nota Kesepahaman yang telah ditandatangani April 2023 lalu. 

Perjanjian Studi Pengembangan Bersama ini merupakan wadah bagi PLN dan HDF Energy untuk melakukan kajian bersama, mengevaluasi kelayakan teknis dan finansial dari pembangkit listrik hidrogen Renewstable® di wilayah Indonesia Timur. Proyek pertama pembangkit ini akan dibangun di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Renewstable® merupakan  pembangkit multi megawatt (MW) yang menghasilkan energi ramah lingkungan (hijau), stabil, dan berkelanjutan dengan menggabungkan sumber energi terbarukan yang bersifat intermiten dengan penyimpanan energi jangka panjang dalam bentuk hidrogen hijau.


Baca Juga: PLN Tancap Gas Garap Ekosistem Kendaraan Green Hydrogen

Pembangkit listrik Renewstable® menjadi alternatif ramah lingkungan (hijau) dengan memanfaatkan energi matahari atau angin, serta air untuk memproduksi listrik yang stabil tanpa menghasilkan emisi dan tidak menimbulkan kebisingan. Solusi ini dapat menjadi alternatif untuk mengurangi penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar diesel.

Tidak hanya pembangkit, perjanjian ini juga akan memberikan peluang untuk mengeksplorasi berbagai aplikasi hidrogen yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat beserta sumber daya lokal yang tersedia.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasojo menyatakan Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam produksi hidrogen hijau dengan mengeksplorasi inovasi teknologi futuristik.

“Selain menghasilkan hidrogen, PLN akan sepenuhnya mengembangkan industri hidrogen hijau bekerja sama dengan HDF Energy,” jelasnya dalam keterangan resmi, Selasa (5/12). 

Dia menyatakan, hidrogen hijau akan diproduksi terlebih dahulu, kemudian diubah menjadi tenaga listrik, dan selanjutnya menjadi barang turunan, seperti anomia, yang kemudian akan dijual.

Direktur HDF Energy untuk Asia dan Direktur Utama PT HDF Energy Indonesia, Mathieu Geze menyatakan, pihaknya berdedikasi turut berkontribusi terhadap pencapaian Emisi Nol Bersih (Net Zero Emission) melalui kerja sama ini. 

Baca Juga: Ini Empat Kesepakatan Penting yang Diteken PLN dalam COP 28

“Kami bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai pelopor proyek hidrogen hijau di wilayah Asia Pasifik,” imbuhnya. 

HDF Energy saat ini sedang mengembangkan 23 proyek di Indonesia Timur dengan dukungan dari lembaga pengembangan termasuk U.S. International Development Finance Corporation (DFC). 

Pada COP28 di tanggal 2 Desember 2023, HDF Energy juga menandatangani Surat Pernyataan Kehendak (Letter of Intent) dengan EIB (European Investment Bank), lembaga pemberi pinjaman Uni Eropa, terkait pendanaan untuk pembangkit listrik Renewstable® di Sumba dan sejumlah proyek yang dikembangkan oleh HDF Energy. 

EIB menyatakan minatnya untuk mempertimbangkan partisipasi dalam pembiayaan pinjaman serta berupaya dengan sebaik-baiknya memobilisasi dana konsesi untuk proyek-proyek tersebut, dengan tetap mempertimbangkan hasil penilaian risiko (due diligence) dan persetujuan dari dewan pengarah EIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .