PLN dan PAL bangun pembangkit listrik tenaga gas di Jambi



JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menggandeng PT PAL Indonesia untuk membangun pembangkit bahan bakar gas alam terkompresi (Compressed Natural Gas/CNG) di Jambi. PLTG yang menggunakan bahan bakar CNG ini bakal menggantikan seluruh pembangkit tenaga listrik berbahan bakar diesel di seluruh Jambi. Tujuannya untuk menghemat penggunaan bahan bakar. PLTG tersebut akan dibangun tahun ini. Saat ini PAL masih melakukan design engineering. PLN menargetkan pembangkit bakal beroperasi pada kuartal I tahun 2012. Selain memproduksi dan melakukan pemeliharaan kapal, PAL Indonesia juga telah menguasai teknologi produksi komponen pendukung industri pembangkit tenaga listrik dan mengerjakan Rekayasa, Pengadaan dan Konstruksi (Engineering, Procurement and Construction/EPC) pembangkit tenaga listrik.Senior Manager Gas & Oil Procurement PLN, M. Suryadi Mardjoeki mengatakan pasokan gasnya berasal dari Pertamina. "Kebutuhannya untuk beban puncak di Jambi sekitar 70-80 MW,” ujar akhir pekan lalu.Menurutnya, PLN membutuhkan CNG untuk memasok listrik saat beban puncak. Rencananya, tahun ini seluruh PLTD itu akan diganti dengan PLTG. Listriknya selain dialirkan ke Jambi juga untuk memperkuat kelistrikan di Sumatera Selatan. ”Untuk di Jambi sekitar 80-an MW, itu yang akan digantikan dengan PLTG. Semuanya,” tegasnya. Sayangnya, Suryadi enggan menyebutkan nilai investasi PTLG tersebut. Yang jelas, biaya investasi murni diambil dari capex PLN tahun ini. Dia menegaskan penggantian ini dilakukan demi efisiensi pembangkit listrik. Namun jika pembangunan EPC tahun ini tidak selesai, maka terpaksa masih menggunakan bahan bakar minyak. Akibatnya, PLN sulit untuk melakukan penghematan dan menekan biaya pokok produksi.Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), rasio elektrifikasi di Jambi baru mencapai 51,41%. Pada tahun 2010, Jambi masih defisit pasokan daya 460 MW. Namun, setelah tahun 2010, Jambi akan mampu memenuhi kebutuhan beban puncak di wilayah tersebut. Di Jambi, untuk pembangunan ketenagalistrikan dalam 5 tahun (2010-2014) paling tidak membutuhkan investasi sebesar US$ 740,2 juta. Masing-masing untuk kebutuhan pembangkit sebesar US$ 194,4 juta, kebutuhan transmisi sebesar US$ 221,8 juta, kebutuhan gardu induk sebesar US$ 75,1 juta dan program energi baru dan terbarukan sebesar US$ 248,9 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can