JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menggandeng PT Rajamandala Electric Power dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 1x47 megawatt (MW). Nilai investasi PLTA yang berlokasi di Sungai Citarum, Cianjur, Jawa Barat itu, US$ 150 juta. Perlu diketahui, pemegang saham Rajamandala adalah PT Putra Indotenaga, dengan porsi kepemilikan 51% dan KPIC Nederland (49%). Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan, pembiayaan proyek dilakukan dengan skema international project financing melalui sindikasi Japanese Bank for International Cooperation (JBIC) dan Mizuho Bank Tokyo dengan masa pinjaman yang panjang hingga 19 tahun. Ia bilang, proyek PLTA bersama Rajamandala itu tidak mendapatkan jaminan kelayakan usaha (JKU) dari pemerintah. Jaminan justru berasal dari Bank Dunia. "Tanpa jaminan dari pemerintah, ini merupakan kemajuan yang sangat berarti dalam pembangunan pembangkit listrik di Indonesia," ujarnya, Jumat (22/8).
PLN dan Rajamandala bangun PLTA US$ 150 Juta
JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menggandeng PT Rajamandala Electric Power dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 1x47 megawatt (MW). Nilai investasi PLTA yang berlokasi di Sungai Citarum, Cianjur, Jawa Barat itu, US$ 150 juta. Perlu diketahui, pemegang saham Rajamandala adalah PT Putra Indotenaga, dengan porsi kepemilikan 51% dan KPIC Nederland (49%). Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan, pembiayaan proyek dilakukan dengan skema international project financing melalui sindikasi Japanese Bank for International Cooperation (JBIC) dan Mizuho Bank Tokyo dengan masa pinjaman yang panjang hingga 19 tahun. Ia bilang, proyek PLTA bersama Rajamandala itu tidak mendapatkan jaminan kelayakan usaha (JKU) dari pemerintah. Jaminan justru berasal dari Bank Dunia. "Tanpa jaminan dari pemerintah, ini merupakan kemajuan yang sangat berarti dalam pembangunan pembangkit listrik di Indonesia," ujarnya, Jumat (22/8).