KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Kepahiang di Bengkulu saat ini dikabarkan sudah mulai dikembangkan oleh PT PLN Gas and Geothermal dengan menggandeng mitra PT Star Energy selaku entitas bisnis PT Barito Renewables Energy Tbk (
BREN).
Ini menjadi angin segar bagi pengembangan geothermal, khususnya bagi WKP yang ditugaskan khusus oleh pemerintah ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM, Harris Yahya mengatakan, pemerintah memberikan penugasan 5 WKP kepada PLN yang selama lima tahun terakhir perkembangannya cukup lambat.
Kelima WKP tersebut ialah, Songa Wayaua di Maluku Utara, Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat, Atadei di NTT, Gunung Ungaran di Jawa Tengah, dan Kepahiang di Bengkulu.
“(Progress terkini) baru survei awal selama 5 tahun, ini lagi proses. Baru satu yakni WKP Kepahiang. Star Energy (yang dapat),” ujarnya ditemui di Kantor Ditjen Ketenagalistrikan usai Konferensi Pers Capaian 2023, Kamis (18/1).
Baca Juga: Butuh Tambahan 1 GW Untuk Pabrik, Inalum Aktif Jajaki Sejumlah Penyedia Listrik Untuk mendorong pengembangan WKP lainnya, Harris menegaskan, pemerintah akan mendorong PLN untuk mempercepat kegiatan eksplorasinya sesuai ketentuan regulasi.
“Sekarang PLN sedang melakukan program kemitraan untuk menjalankan WKP yang dimilikinya,” terang dia.
Dihubungi terpisah, Executive Vice President of Renewable Energy PT PLN, Zainal Arifin menyatakan hingga saat ini belum ada penunjukan mitra untuk pengembangan WKP Kepahiang.
“Masih dalam proses pemilihan mitra melalui tender terbuka. Proses pengadaan masih berlangsung belum final masih menunggu penawaran dari calon pengembang,” ujarnya saat dikonfirmasi
Kontan.co.id mengenai kabar ini, Minggu (21/1).
Baca Juga: Kementerian ESDM Temukan Potensi Hidrogen Alami di Sulawesi Sebelumnya, Direktur Utama PT PLN, Darmawan Prasodjo menyatakan pihaknya membuka kolaborasi dalam membangun 9 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dengan total kapasitas diperkirakan mencapai 260 megawatt (MW). Adapun 9 lokasi geothermal yang akan segera dikembangkan PLN, yakni Tulehu di Maluku Tengah, Atadei di Nusa Tenggara Timur, Songa Wayaua di Halmahera Selatan, Tangkuban Perahu di Jawa Barat, Ungaran di Jawa Tengah, Kepahiang di Bengkulu, Oka Ile Ange di NTT, Gunung Sirung di NTT, Danau Ranau di Sumatra Selatan dan Lampung Barat.
“Jika ditotal, dari 9 lokasi yang potensinya telah kami kaji tersebut, bisa mencapai 260 MW. Pada pengadaan tahap pertama, kami membuka kerja sama WKP untuk pengembangan di Tulehu, Songa Wayaua, Atadei dan Tangkuban Perahu,” kata Darmawan. Darmawan mengatakan, PLN selaku pemegang Izin Panas Bumi (IPB) di Indonesia telah mendapat mandat dari undang-undang untuk mengembangkan potensi geothermal sebaik-baiknya. Saat ini, PLN telah menyiapkan detail studi 3G (Geology, Geochemistry dan Geophysics) untuk pembangunan WKP. Melansir Buku Potensi Panas Bumi 2017 yang diterbitkan Kementerian ESDM, WKP Kepahiang atau Gunung Kaba memiliki sumber daya spekulatif 74 Mega Watt elektrik (MWe) dan cadangan terduga 180 MWe. Unit pembangkit di WKP Kepahiang direncanakan sudah ada pada 2025 dengan kapasitas 110 MWe. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati