PLN Disjaya menjaga keandalan listrik untuk Pemilu 2019 dengan istilah "tanpa kedip"



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Momen Pemilihan Umum menjadi konsen bagi PLN Disjaya untuk menyiapkan keandalan listrik. Dari mulai momen debat Capres-Cawapres sampai dengan pencoblosan dan perhitungan suara di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

General Manager PT Perusahaan Listrik Negara Distribusi Jakarta Raya M. Ikhsan Asaad menceritakan, selama periode debat lima kali PLN Disjaya selalu all out dalam menyediakan dan menangani gangguan listrik."PLN all out. Kendala sekecil apapun bisa merusak suasana debat dan PLN nanti yang disalahkan," ungkap dia, akhir pekan lalu.

Dia mengatakan, selama lima kali debat, pihak penyelenggara yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak lagi menggunakan Genset. Tetapi, menggunakan Power Bank dan Uninterruptible Power Supply (UPS) jumbo milik PLN. 


"Setelah debat usai dan masuk periode pemilihan, kami menjaga listrik di 29.400 TPS, setelah pencoblosan di 71 Kecamatan dan GOR kami jaga juga listriknya. Kami memang pasang dua sumber tegangan, kami juga taruh orang," imbuh dia.

Ikhsan menerangkan, bukan saja fasilitas Power Bank dan UPS yang ditempatkan di tempat vital, seperti di KPU, Bawaslu, dan Mahkamah Konstiusi, tetapi juga personil PLN juga ditempatkan disana dengan tiga shfit masing-masing enam orang.

"Kami ke KPU backup full. Kami tambah daya untuk antisipasi penambahan server. KPU minta tambah 20 kW, kami tambah 40 kW. Totalnya di KPU itu listriknya 500 kW. Kita pasang UPS dan Power bank," ujar Ikhsan.

Selain KPU, kata Ikhsan, Bawaslu juga menjadi sasaran PLN untuk diperkuat kelistrikannya. "Tetapi saat ada demo, saya tarik semua personil PLN ke kantor. Fasilitas tetap ada di sana Power Bank dan UPS. MK, Bawaslu, KPU pasokan listriknya berlapis lapis dari dua gardu induk, pasang power bank. Di ketiga tempat itu tanpa kedip," imbuh dia. 

Ihksan mengatakanm pihaknya memiliki 75 Power Bank dan 45 UPS. "Selain di KPU, Bawaslu, dan MK, kami juga memastikan kelistrikan tempat tinggal Capres dan Cawapres selama pemilu sampai penetapan Presiden Oktober 2019," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini