PLN Gandeng Pupuk Indonesia dan ACWA Bangun Pabrik Hidrogen Terbesar di Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN (Persero) bersama PT Pupuk Indonesia dan ACWA Power, Arab Saudi bakal mengerjakan proyek bersama membangun pabrik hidrogen terbesar di Indonesia. Pabrik yang akan dibangun akan menghasilkan green hydrogen dan green ammonia sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan kerja sama ketiga pihak antara PLN, Pupuk Indonesia dan ACWA sebagai wujud konkret kedua negara dan perusahaan untuk mencapai target dekarbonisasi.

Lewat hilirisasi hidrogen, tak hanya menghasilkan listrik, namun proyek ini sekaligus menjawab kebutuhan ammonia bersih atau green ammonia dan green hydrogen yang bermanfaat sebagai energi alternatif.


Baca Juga: Kembangkan Blue Ammonia, Perta Arun Gas gandeng Aslan Energy Capital

"Proyek ini akan menghasilkan hidrogen yang berfungsi sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Pabrik hidrogen ini juga akan mengembangkan hilirisasi energi berupa green ammonia dan green hydrogen yang bisa diserap oleh industri pupuk," kata Darmawan dalam siaran pers, Kamis (7/9).

Sementara itu, Executive Vice President Pengembangan Bisnis Korporat dan Investasi, Sapto Aji Nugroho, mengatakan, proyek ini akan menjadi pabrik hidrogen pertama di Indonesia yang mampu menghasilkan bahan bakar energi alternatif yang meningkatkan efisiensi sektor kelistrikan dan sektor pangan.

Nantinya, pabrik hidrogen terintegrasi ini mampu menghasilkan 30 ribu ton green hydrogen dan 120 ribu ton green ammonia serta menambah kapasitas listrik yang berasal dari energi bersih sebesar 200 megawatt.

Lewat bussines matching kali ini, ketiga perusahaan akan membahas lebih detail lagi timeline pembangunan proyek. Selain itu, ketiga perusahaan juga akan mendetailkan aspek teknis, legal, komersial, hingga risiko.

Baca Juga: Pupuk Indonesia Gandeng Perusahaan Jerman Kembangkan Amonia dan Hidrogen Hijau

"Kerja sama ini sudah memasuki tahapan Joint Development Study Agreement (JDSA) serta menjadi pilot project terbesar di Indonesia," ujar Sapto.

Targetnya, pada tahun depan proyek ini sudah bisa melaksanakan financial close dan pada tahun 2025 dimulai tahap konstruksi.

"Kami menargetkan, pada tahun 2025 - 2026 mendatang proyek ini akan masuk dalam tahap pembangunan sehingga ditargetkan tahun 2027 sudah mulai beroperasi," pungkas Sapto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .