KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) kini tengah menggarap sejumlah proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung dan mendukung implementasi PLTS Atap
on-grid.
Executive Vice President Komunikasi Korporat & TJSL PLN Gregorius Adi Trianto mengatakan, sampai dengan Agustus 2024, kapasitas PLTS di Indonesia telah mencapai 343,1 Megawatt peak (MWp) dan PLTS Atap mencapai 245,2 MWp. "Untuk proyek PLTS yang sedang dikembangkan PLN seperti PLTS Terapung Singkarak (77 MWp), PLTS Terapung Saguling (92 MWp) target
Commercial Operation Date (COD) pada tahun 2026, dan PLTS Terapung Karangkates (129 MWp) yang ditarget COD di 2025," ujar Gregorius kepada Kontan, Kamis (10/10).
Gregorius menjelaskan, dalam mendorong pemanfaatan PLTS, PLN terus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak seperti PLTS Terapung Cirata 192 MWp hasil kolaborasi dengan Masdar, PLTS ground-mounted 100 MWp kolaborasi dengan Aruna PV, PLTS IKN yang berkolaborasi dengan Sembcorp yang ditargetkan mencapai kapasitas maksimal 50 Megawatt (MW) pada akhir 2024. Gregorius memastikan, PLN turut mendukung penggunaan PLTS atap oleh masyarakat. Hingga Agustus 2024, total pelanggan PLTS atap
on-grid telah mencapai 9.477 pelanggan dengan total kapasitas 245,2 MWp.
Baca Juga: Sisa Kuota PLTS Atap Tinggal 70 MW, Kementerian ESDM Pastikan Evaluasi akan Dilakukan "PLN terus memberikan kemudahan bagi pelanggan yang ingin melakukan pemasangan PLTS
on-grid, khususnya dari sisi perizinan," jelas Gregorius. Gregorius mengungkapkan, kuota PLTS atap yang ditetapkan oleh Dirjen Gatrik Kementerian ESDM sebesar 901 MW pada tahun 2024 cukup berdampak positif. Ini tercermin dari pemakaian kuota PLTS atap
on-grid tahun 2024 yang telah terserap sebesar 816 MWp atau 90% dari total kuota. Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan, saat ini kuota pengembangan PLTS Atap tersisa 70-an MW. "Kuota tinggal 70-an MW, yang perlu dipantau adalah
Commercial Operation Date (COD) enam bulan sejak mendapatkan kuota. Regulasinya seperti itu," ungkap Eniya kepada Kontan, Senin (7/10). Eniya menambahkan, proyek-proyek PLTS Atap berkapasitas kecil saat ini terus berjalan dan direalisasikan. Sementara itu, untuk proyek dengan kuota yang tergolong besar dinilai butuh waktu lebih lama. "Yang kuota besar makan waktu, akhir tahun akan kami evaluasi," jelas Eniya. Di saat bersamaan, Kementerian ESDM kini tengah mendorong untuk meningkatkan pemanfaatan PLTS Atap di luar wilayah usaha PLN. "Mungkin baru tahun depan realisasi kuotanya karena masih berproses," imbuh Eniya. Asal tahu saja, kuota PLTS atap telah diatur dalam Keputusan Dirjen Ketenagalistrikan Nomor 279.K/TL.03/DJL.2/2024, yang mengatur pengembangan sistem PLTS atap PLN untuk periode 2024-2028. Keputusan ini membagi kuota PLTS atap menjadi 11 klaster daerah dengan peningkatan kuota setiap tahunnya. Pada tahun 2024, kuota PLTS atap ditetapkan sebesar 901 MW. Jumlah ini akan meningkat menjadi 1.004 MW pada tahun 2025, 1.065 MW pada tahun 2026, 1.183 MW pada tahun 2027, dan mencapai 1.593 MW pada tahun 2028. Pengembangan PLTS Atap menjadi salah satu rencana pemerintah mendorong bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) yang ditargetkan mencapai 23% pada 2025 mendatang.
Baca Juga: DEN: PLN Bakal Garap Proyek-Proyek PLTS Atap Hingga 1 GW Sebelumnya, Dewan Energi Nasional (DEN) memastikan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan dilakukan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan total kapasitas mencapai 1 Giga Watt (GW). Saat ini proyek PLTS yang disiapkan oleh PLN Indonesia Power sebesar 1.000 Mega Watt (MW)," kata Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto di Jakarta, Kamis (3/10). Djoko menjelaskan, sejumlah proyek PLTS yang kini tengah dijalankan oleh PLN IP antara lain PLTS Terapung Singkarak (50 MW), PLTS Terapung Saguling (60 MW), PLTS Banten (80 MW), PLTS Jabar (80 MW), PLTS Banjar (100 MW) dan PLTS Jateng (190 MW). Kemudian, terdapat proyek lain seperti PLTS Jateng (250 MW), PLTS Buleleng (50 MW), PLTS Jatigede (100 MW), PLTS Gajah Mungkur (100 MW), PLTS Kedung Ombo (100 MW), PLTS Pasuruan (100 MW) dan PLTS Banyuwangi (100 MW).
Executive Vice President Energi Baru Terbarukan PLN Zainal Arifin mengatakan, dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 ditargetkan adanya penambahan kapasitas PLTS sebesar 4,45 GW.
"Delay-nya kemarin akibat Covid-19 jadi dua tahun kita agak stagnan kemudian kita baru mulai lagi. Tapi kita sudah adjustment ditahun 2030, proyek hampir 5 GW ini bisa kita selesaikan," ungkap Zainal di Jakarta, Kamis (3/10). Merujuk data PLN, sampai akhir tahun 2024 ini diperkirakan tambahan kapasitas PLTS dapat mencapai 202 MW.
Baca Juga: Transformasi Bisnis, PLN Indonesia Power Beberkan Strategi Kerek Energi Bersih Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati