PLN Geber Program Biomassa untuk Co-Foring di PLTU



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN (Persero) terus mendorong pemanfaatan biomassa dalam program co-firing di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, lewat program co-firing, PLN mendorong terciptanya ekosistem kerakyatan karena masyarakat juga diajak terlibat aktif dalam penyediaan bahan baku biomassa untuk co-firing.

"Program co-firing tidak hanya menjadi program transisi energi, namun juga akan menggerakkan roda perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ucap Darmawan dalam keterangan resmi, Senin (12/8).


Baca Juga: Geber EBT, PLN Memangkas Proyek PLTU

Untuk diketahui, PLN telah mengembangkan biomassa sebagai bahan baku substitusi pengganti batu bara untuk PLTU. Ekosistem penyediaan biomassa ini telah dibangun secara end to end berbasis keterlibatan masyarakat. 

Direktur Transmisi dan Perencanaaan Sistem PLN Evy Haryadi menyampaikan hingga tahun 2023, terdapat 46 PLTU yang telah menjalankan program co-firing dengan total penggunaan biomassa mencapai 1 juta ton dan mampu memproduksi listrik sebesar 1,04 terrawatt hour (TWh).

Program ini pun dinilai mampu menurunkan emisi sebesar 1,05 juta ton CO2e sepanjang tahun 2023.

"Kami akan terus kembangkan program co-firing ini. Kami ingin membangun kolaborasi dan semakin banyak masyarakat yang terlibat," ucap Evy.

Baca Juga: Mitigasi Perubahan Iklim, PLN Batalkan 13,3 GW Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Hingga tahun 2025, PLN menargetkan program co-firing bisa dilakukan pada 52 PLTU dengan kebutuhan biomassa mencapai 10 juta ton dan mampu menurunkan emisi sebesar 11 juta ton CO2e per tahun.

"Untuk itu, kami sangat terbuka dan siap berkolaborasi dengan masyarakat menyiapkan biomassa untuk kebutuhan program co-firing ini," tambah Evy.

Dengan kebutuhan yang ada, PLN menilai program ini akan melibatkan secara aktif 1,25 juta masyarakat dengan nilai ekonomi mencapai Rp 9,43 triliun.

Adapun jenis biomassa yang telah digunakan PLN di antaranya adalah limbah replanting, tanaman kaliandra merah, gmelina, gamal, indigofera, sekam padi, tandan kosong, hingga limbah agroforestri.

Selanjutnya: Harga Emas Diprediksi dalam Tren Bullish Pekan Ini, Simak Pemicunya

Menarik Dibaca: Hujan Turun Tiap Hari di Daerah Ini, Berikut Prakiraan Cuaca di Jabodetabek Pekan Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto