Jakarta. Keinginan Kementerian Energi dan Sumber Mineral (ESDM) untuk membentuk badan khusus sebagai pengelola subsidi untuk membeli listrik dari pembangkit listrik energi baru terbarukan semakin jelas.

Kepala Pusat Komunikasi Kementerian ESDM Sujatmiko mengatakan Kementerian ESDM menginginkan agar PLN EBT dilaksanakan oleh anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara yang bergerak di bidang EBT seperti PLN Geothermal.

"Transformasi PLN Geothermal menjadi PLN EBT akan ditetapkan dengan keputusan resmi oleh pemerintah. Rencana tersebut sudah sejalan dengan konsep yang sudah dipersiapkan selama ini,"ujarnya pada KONTAN Minggu (6/3).

Nicke Widyawati, Direktur Perencanaan Korporat PLN bilang PLN memang telah menyiapkan tim dan anak perusahaan untuk menjadi PLN EBT. Jika PLN EBT ini bisa segera dibentuk maka pembangunan pembangkit listrik EBT bisa lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Maklum, saat ini memang terdapat sejumlah masalah yang menghambat pembangunan pembangkit listrik EBT, seperti masalah lahan dan dana subsidi untuk membeli listrik dari pembangkit listrik EBT. Seperti diketahui, tarif listrik dari pembangkit listrik EBT memang lebih mahal ketimbang pembangkit dari energi fosil.

Untuk itu PLN EBT ini perlu dibentuk. "Sekarang masalahnya dana subsidinya darimana. Memang di semua negara tarif EBT lebih tinggi, kalau itu sudah ada solusinya bakal kencang larinya EBT,"ujar Nicke pada akhir pekan lalu.

Nicke pun mengatakan pemerintah sebenarnya bisa saja mengambil dana subsidi untuk PLN EBT melalui APBN atau menggunakan Dana Ketahanan Energi yang akan dibentuk oleh pemerintah. Namun hingga saat ini pemerintah belum memutuskan dana subsidi untuk pembangkit listrik EBT.

Antar kementerian baik Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, dan Kementerian Keuangan pun tengah membahas mengenai dana subsidi tersebut. Jika pemerintah telah bersepakat memutuskan skema subsidi terbaik untuk PLN EBT maka PLN pun siap menjadikan anak usahanya sebagai PLN EBT.

"Jika sudah diputuskan kami sudah bisa sosialisasikan ke masyarakat,"ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto