PLN Gunakan Skema Kluster untuk Lelang Konversi PLTD Tahap I



KONTAN.CO.ID - YOGYAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memastikan pelaksanaan lelang tahap I untuk konversi PLTD ke Pembangkit EBT dilakukan dengan konsep klustering wilayah.

Proses lelang tahap I ini telah dimulai dan akan ada 9 kluster dengan total kapasitas PLTD yang bakal dikonversi mencapai 212,04 MW.

Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN Wiluyo Kusdwiharto mengungkapkan, program dedieselisasi sejatinya telah dimulai sejak pertengahan 2020.


Pada tahap I konversi PLTD ke EBT ini akan dilakukan dalam beberapa batch atau gelombang. Setiap gelombang akan terdiri dari beberapa cluster yang memiliki syarat lelang dan lokasi yang berbeda.

"Pada tanggal 1 Maret 2022 PLN mengumumkan pembukaan lelang dedieselisasi untuk klaster Jawa-Madura dan Kalimantan I," kata Wiluyo dalam International Seminar: Renewable Energy Technology as Driver for Indonesia's de-dieselization sebagai rangkaian pertemuan Energy Transition Working Group (ETWG), di Yogyakarta, Rabu (23/3).  

Baca Juga: Dorong Pemanfaatan EBT, PLN Mulai Program Dedieselisasi

Merujuk paparan PLN, lelang dedieselisasi ini bakal dibagi menjadi 8 batch terdiri dari Klaster I (Sulutenggo & Maluku Utara) berkapasitas 55,03 MW, Klaster II (Sulselrabar & Nusa Tenggara) berkapasitas 38,95 MW, Klaster III (Maluku & Papua) berkapasitas 30,15 MW.

Selanjutnya, Klaster IV (Jawa Madura) berkapasitas 19,17 MW, Klaster V (Kalimantan I) berkapasitas 17,08 MW, Klaster VI (Kalimantan II) berkapasitas 18,63 MW, Klaster VII (Sumatera I) berkapasitas 18,43 MW dan Klaster VIII (Sumatera II) berkapasitas 14,60 MW.

Dalam lelang kali ini PLN memastikan para peserta lelang diperkenankan untuk menawarkan teknologi yang bakal digunakan dengan mengutamakan aspek ketahanan, efisiensi dan keekonomian.  

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, dengan diberikan kebebasan untuk penerapan teknologi yang beragam maka diharapkan dapat tercipta harga energi yang lebih terjangkau nantinya.

Menurutnya, harga energi baru terbarukan kian murah setiap tahunnya.

Baca Juga: PLN Dorong Pemanfaatan Kendaraan Listrik dalam Rangkaian Presidensi G20

"Pada masa lalu, biaya untuk battery storage mencapai US$ 50 sen per KWh. Sekarang sekitar US$ 13 sen per KWh. Jika dilihat tren penurunannya mencapai 80% dalam lima tahun. Ini menunjukkan inovasi terus terjadi," kata Darmawan.

Darmawan melanjutkan, jika tren tersebut terus berlanjut maka bukan tak mungkin biaya energi akan kian terjangkau.

Asal tahu saja, program konversi PLTD ke EBT dipastikan akan diikuti oleh setidaknya 160 peserta lelang.

Pada Rabu (23/3) PLNdirencanakan melakukan pre bid meeting untuk dua klaster dalam tahap I.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi