PLN investasi Rp 900 miliar bangun PLTS



JAKARTA. Perusahaan setrum plat merah, PT PLN (Persero) terus mengerahkan berbagai upaya untuk menambah produksi listriknya. Tahun ini, PLN akan menggelontorkan dana Rp 900 miliar untuk membangun 100 pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di wilayah Indonesia Timur.

Vickner Sinaga, Direktur Operasional PLN Indonesia Timur mengatakan, untuk membangun PLTS, satu pulau di wilayah tersebut membutuhkan investasi sekitar Rp 9 miliar. "Jadi kalau ada 100 pulau, kalikan saja," ujar Vickner, akhir pekan lalu.

Ke-100 PLTS ini rencananya akan memasok listrik berkapasitas total 18.150 kilowatt pick (KWP). Daya ini bisa mengalirkan setrum ke 30.000 pelanggan baru.


Vickner menjelaskan, investasi yang besar ini diperlukan karena selain membangun pembangkit, PLN juga akan membangun trafo dan jaringan. Lalu, PLN juga akan membangun baterai yang berfungsi menyimpan listrik. PLN memperkirakan, panjang jaringan sambungan yang dibutuhkan untuk menyalurkan listrik dari 100 PLTS ke pelanggan mencapai 932,25 meter.

Martono, Sekretaris Eksekutif Direktur Operasional PLN Indonesia Timur menambahkan, proyek 100 PLTS ini akan memasuki proses tender bulan depan. PLN menargetkan, proses pengadaan 100 PLTS akan selesai dua bulan mendatang. Setelah itu, barulah PLN akan memasuki proses konstruksi yang diperkirakan akan memakan waktu tiga bulan. “Pengadaan dan konstruksi paling cepat lima bulan selesai,” ujar dia belum lama ini.

PLN akan membangun seluruh pembangkit ini tanpa menggandeng produsen listrik swasta atau independent power producer (IPP). Menurut Vickner, teknologi pembangkit surya yang masih relatif baru membuat IPP ragu untuk turut berinvestasi. “Mereka ragu kalau ternyata nanti tidak menguntungkan, resiko investasinya belum pasti karena teknologi baru,” jelas dia.

Karena itulah PLN membangun proyek 100 PLTS ini juga untuk menarik minat IPP. PLN berharap, kinerja bisnis yang baik di proyek PLTS pertama ini dapat menjaring IPP di proyek selanjutnya pada tahun 2012

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini