PLN kaji ulang tender proyek LNG Indonesia Tengah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN (Persero) tengah mengkaji kembali proses tender proyek LNG Indonesia Tengah. Padahal konsorsium Pertamina-PGN-Engie (perusahaan Perancis) telah berhasil menang dalam tahap pertama tender proyek tersebut.   Direktur Pengadaan Strategis PLN, Supangkat Iwan Santoso mengatakan PLN ingin proses tender kompetitif sehingga bisa mendapatkan harga yang kompetitif juga. Artinya proses tender yang berlangsung diharapkan tidak hanya diikuti oleh satu perusahaan atau konsorsium. "Kan kalau tender harus kompetitif. Kalau satu bagaimana kompetitif? Kalau kompetitif harus ada kompetitor, enggak mau kami kalau enggak bersaing," kata Iwan pada Rabu (29/11). Makanya PLN sedang menghitung penawaran dari konsorsium PGN-Pertamina untuk proyek Indonesia Tengah. Iwan bahkan menyebut tidak menutup kemungkinan akan adanya tender ulang untuk proyek tersebut. "Kami lihat dulu. Mau diteruskan boleh, mau diulang boleh, dua-duanya boleh. Kami hitung dulu,"ungkapnya. Saat ini proses tender proyek Indonesia Tengah memang dalam tahapan penawaran komersial. PGN selaku bagian dari konsorsium cukup percaya diri bisa memenangkan proyek ini lantaran hanya konsorsium Pertamina-PGN-Engie yang lolos tahap pertama dan satu-satunya yang mengikuti proses penawaran komersil untun tender infrastruktur gas Indonesia Tengah. Dengan adanya kemungkinan tender ulang oleh PLN pun ternyata tidak membuat PGN khawatir. Direktur Utama PGN LNG Indonesia, Mugiono yakin proses tender proyek Indonesia Tengah akan terus berlanjut. "Kami konsorsium yakin bahwa tender Indonesia Tengah akan tetap dilanjutkan sesuai informasi yang kami dapatkan dari PLN sendiri,"ujar Mugiono ke KONTAN pada Kamis (30/11). Dengan begitu Mugiono masih cukup yakin bisnis PGN di sektor LNG masih cukup bagus. Apalagi dengan dilanjutkannya tender proyek Indonesia Tengah dan proyek-proyek LNG lainnya untuk pembangkit listrik. "Kami melihat bisnis LNG ke depan sangat menjanjikan seiring dengan kebijakan Pemerintah untuk meningkatkan penggunaan gas sebagai sumber energi primer Pembangkit tenaga listrik yang efisien dan ramah lingkungan,"imbuh Mugiono. Di sisi lain Pertamina selaku pemimpin konsorsium masih enggan berkomentar terkait proyek Indonesia Tengah ini. Proyek yang membutuhkan dana hingga US$ miliar ini memang jadi incaran konsorsium PGN-Pertamina-Engie. Ketiga perusahaan tersebut memegang saham sekitar 30%. Pertamina menjadi pemegang saham mayoritas karena jumlah sahamnya yang sedikit lebih besar ketimbang PGN dan Engie. Dalam proyek Indonesia Tengah ini, konsorsium nantinya akan membangun FSRU, receiving terminal, hingga mengoperasikan kapal pengangkut gas yang akan menghubungkan 10 lokasi di kawasan Indonesia Tengah yang berada di Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Barat. Totalnya ada satu FSRU, dua kapal LNG feeder, dan beberapa kapal LNG kecil. Untuk kebutuhan gas untuk proyek ini diperkirakan mencapai 150 MMSCFD. Pasokan gas ini akan diambil konsorsium dari pasokan gas dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dessy Rosalina