PLN: Konsumsi listrik tahun 2021 diprediksi tumbuh di atas 4,75%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsumsi energi listrik mengalami pertumbuhan di sepuluh bulan pertama. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mencatat, konsumsi listrik di sepanjang Januari-Oktober 2021 mencapai  210.37 Terawatt-hour (TWh) atau naik 4,69% dibanding periode sama tahun lalu.

Pertumbuhan konsumsi listrik diperkirakan masih akan berlanjut. Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril memproyeksikan, konsumsi energi listrik di sepanjang tahun 2021 akan menembus 4,75% bila dibandingkan dengan tahun 2020 lalu. “Kita melihat masih tumbuh di atas 4,75 %, di atas 252 TWh,” ujar Bob kepada Kontan.co.id (25/11).

Secara terperinci, realisasi konsumsi listrik Januari-Oktober 2021 terdiri atas  konsumsi energi listrik pada segmen pelanggan rumah tangga sebesar 95.32 TWh (45%),  pelanggan sosial 7.05 TWh (3,35%), pelanggan bisnis 34,31 TWh (16,31%), pelanggan industri 65,33 TWh (31,05%), pelanggan publik 6,76 TWh (3,21%), dan pelanggan Traksi 1,61 TWh (0,76%). 


Hampir semua dari segmen pelanggan tersebut mencatatkan kenaikan konsumsi listrik pada Januari-Oktober 2021. Di antara segmen-segmen pelanggan ini, hanya segmen pelanggan publik, yaitu  pelanggan kantor Pemerintah, fasilitas publik, dan Penerangan Jalan Umum (PJU),  yang mencatatkan penurunan konsumsi listrik.

Baca Juga: PLN pasok listrik 385 MVA ke smelter dan kawasan industri SIIP di Kalimantan Selatan

Proyeksi PLN atas pertumbuhan konsumsi listrik di sepanjang tahun agaknya beralasan. Pada Rabu (24/11) lalu, Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan, pertumbuhan ekonomi  di tahun ini berada dalam kisaran 3,2% - 4%, tidak berbeda jauh dengan angka proyeksi pertumbuhan konsumsi listrik PLN. Berdasarkan analisis regresi dan korelasi PLN,  terdapat korelasi positif sebesar 59,46% antara pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan konsumsi energi listrik.

Bob optimistis, PLN bisa memenuhi kebutuhan konsumsi listrik pada sepanjang tahun 2021 ini. “Ketersediaan daya sangat melimpah, juga jaringan baik transmisi maupun distribusi, juga layanan berbasis digital. Kita sekarang sudah ada PLN mobile yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja,” tutur Bob.

Dalam sebuah acara diskusi virtual Rabu (24/11) Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Rida Mulyana menyampaikan bahwa pihaknya telah membentuk tim kecil untuk memantau keamanan rantai pasok energi untuk ketenagalistrikan.

“Hingga Oktober 2021 kondisi rantai pasok energi primer untuk ketenagalistrikan bisa kami nyatakan relatif aman dan terkendali dan mudah-mudahan sampai akhir tahun,” ujar Rida dalam diskusi virtual (24/11).

Baca Juga: PLN klaim sudah tidak ada pembangunan PLTU baru

Pada tahun ini, pemerintah telah mengalokasikan 137,5 MT  batubara untuk pemanfaatan domestik. Dari jumlah tersebut, sebanyak 113 juta MT di antaranya dialokasikan untuk kelistrikan dengan rincian 63 juta MT untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN dan 50 juta MT untuk PLTU milik independent power producer (IPP).

Direktur Eksekutif  Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia memastikan, para produsen batubara anggota asosiasi berkomitmen memenuhi kewajiban pasokan batubara untuk penggunaan domestik alias domestic market obligation (DMO). “(Kami) tetap berkomitmen (penuhi kewajiban DMO),” ujar Hendra kepada Kontan.co.id (25/11).

Berdasarkan catatan PLN, realisasi pasokan batubara ke PLTU milik PLN mencapai 55 juta MT, sedangkan realisasi pasokan untuk PLTU milik IPP mencapai  37,6 MT. Menurut Bob, realisasi pasokan tersebut masih sesuai dengan rencana/kebutuhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .