KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN gencar melakukan tender pembangkit di sepanjang tahun ini. Melansir dokumen daftar rencana pengadaan pembangkit di tahun 2023 yang diterima Kontan.co.id, ada 40 pembangkit yang akan dilelang untuk keperluan commercial operation date (COD) pada 2024-2030 dengan total kapasitas 4.366 Megawatt (MW) atau setara 4,36 GW. Di dalam dokumen tersebut ada 7 pembangkit yang dilelang merupakan non energi baru terbarukan (non-EBT) dengan perincian 6 di antaranya merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) yakni pembangkit yang dapat menggunakan gas maupun solar dan 1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). Adapun lelang dilakukan dengan skema Engineering Procurement and Construction (EPC) PLN. Pembangkit non-EBT ini tersebar di Indonesia bagian Timur yakni Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Maluku Utara dan Papua Barat. Total Pembangkit non-EBT yang akan dilelang sebesar 300 Megawatt (MW) dengan estimasi COD seluruhnya pada 2025 mendatang. Adapun status kajian risiko juga sudah rampung.
PLN Lakukan Tender Pengadaan 40 Pembangkit Hingga 4,36 GW di 2023
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN gencar melakukan tender pembangkit di sepanjang tahun ini. Melansir dokumen daftar rencana pengadaan pembangkit di tahun 2023 yang diterima Kontan.co.id, ada 40 pembangkit yang akan dilelang untuk keperluan commercial operation date (COD) pada 2024-2030 dengan total kapasitas 4.366 Megawatt (MW) atau setara 4,36 GW. Di dalam dokumen tersebut ada 7 pembangkit yang dilelang merupakan non energi baru terbarukan (non-EBT) dengan perincian 6 di antaranya merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) yakni pembangkit yang dapat menggunakan gas maupun solar dan 1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). Adapun lelang dilakukan dengan skema Engineering Procurement and Construction (EPC) PLN. Pembangkit non-EBT ini tersebar di Indonesia bagian Timur yakni Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Maluku Utara dan Papua Barat. Total Pembangkit non-EBT yang akan dilelang sebesar 300 Megawatt (MW) dengan estimasi COD seluruhnya pada 2025 mendatang. Adapun status kajian risiko juga sudah rampung.