PLN lanjutkan pemadaman 7 jam di Riau



PEKANBARU. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) setempat mengumumkan, pemadaman selama tujuh jam masih berlanjut di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Pemadaman dilakukan dalam rangka perawatan rutin.

Humas PLN Area Pekanbaru, Komang di Pekanbaru, Jumat (4/11), mengaku, pemadaman listrik terpaksa dilakukan pihaknya pada Sabtu (5/11) mulai pukul 09.00 hingga 16.00 WIB.

Wilayah terjadi pemadaman listrik itu meliputi seperti di Jalan Setia Budi, Jalan Tanjung Datuk, Jalan Sam Ratulangi, Jalan Samanhudi dan Jalan Juanda.


Lalu di Jalan Hasanuddin, Jalan Pelita, Jalan Sudirman, Jalan Muhammad Yatim, Jalan Saman Hudi, dan sekitarnya.

"Kita mohon maaf atas pemadaman ini, karena telah timbulkan rasa yang tidak nyaman kepada para pelanggan terutama pelayanan yang kami berikan," katanya.

"Sebab, kami wajib melakukan perawatan rutin berupa perbaikan baik jaringan maupun gardu," ucap Komang.

Seperti diketahui, sudah tiga pekan lebih kondisi listrik di Riau mengalami defisit yang berakibat kepada pemadaman terutama di area Pekanbaru pada waktu beban puncak mulai pukul 18.00 sampai 22.00 WIB.

Dwi Suryo Abdullah, Manajer SDM dan Umum PLN Wilayah Riau dan Kepri mengaku, tiga mesin Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang di Kabupaten Kampar, Riau tidak beroperasi.

Berhenti beroperasi, sebab air PTLA tersebut berasal dari Sungai Kampar dengan hulu sungai berada di Provinsi Sumatera Barat mengalami kekeringan.

"Ketinggian air saat ini di PLTA itu, berada di bawah 73,5 mdpl (meter di atas permukaan laut). Atau batas minimal beroperasinya pembangkit di sungai ini," ucap dia.

Tiga mesin pembangkit PLTA Koto Panjang cuma mampu menghasilkan daya listrik 95,7 Mega Watt (MW), dari sebelumnya 114 MW.

Total produksi listrik sejumlah mesin pembangkit di Riau mencapai 370,6 MW, sementara beban puncak saat ini lebih dari 600 MW.

Sisanya kebutuhan listrik di provinsi tersebut dipasok oleh sistem interkoneksi Sumatra Bagian Tengah, terutama pembangkit dari Sumatra Barat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia