PLN masih evaluasi penawaran untuk lima proyek FSRU



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN (Persero) hingga saat ini belum menentukan pemenang tender lima proyek FSRU. Kelima proyek tersebut adalah proyek LNG Indonesia Tengah, proyek LNG Bangka Belitung - Pontianak, proyek LNG Krueng Raya - Nias, proyek LNG Maluku - Papua, dan proyek FSRU Gorontalo.

Kepala Divisi Pengadaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas PLN, Chairani Rachmatullah mengatakan kelima proyek tersebut masih dalam tahap evaluasi penawaran dalam tender yang dibuka PLN sejak tahun lalu. "Yang Papua masih tahap dua, menunggu pemasukan penawaran dari peserta lelang. Yang Sulawesi masuk tahap empat, evaluasi penawaran komersial,"ujar Chairani ke KONTAN pada Jumat (8/2).

Proyek FSRU LNG Maluku - Papua sendiri ditargetkan bisa beroperasi pada 2021. Untuk Proyek Maluku-Papua akan dibagi dalam tiga kluster dengan satu hub 90.000 m3 di Ambon. Selain itu juga akan dibangun satu LNG carrier (Tangguh-Amvon Hub); tiga LNG Feeders (Ambon Hub untuk setiap kluster).


Sedangkan proyek FSRU Gorontalo yang berada di Sulawesi direncanakan bisa beroperasi pada 2020. Untuk proyek FSRU Gorontalo akan dibangun floating storage dan unit regasifikasi, jetty/mooring, dan pipa gas. Proyek yang berlokasi di Gorontalo ini akan menggunakan skema Operation & Maintenance (O&M). Sementara itu, proyk FSRU Indonesia Tengah sudah memasuki tahap akhir tender. "Indonesia Tengah tahap akhir, negosiasi harga,"ungkap Chairani.

Hingga saat ini, baru konsorsium PT Pertamina (Persero)-PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang tercatat pernah mengikuti tender untuk proyek Indonesia Tengah. Namun, Chairani belum mau menyebut bahwa konsorsium Pertamina-PGN ini yang akan memenangi tender FSRU Indonesia Tengah. "Saya cek dulu,"ungkapnya.

Proyek LNG Indonesia Tengah ditargetkan beroperasi pada 2021. Proyek Indonesia Tengah ini terdiri dari pekerjaan LNG carrier, LNG storage dan fasilitas regasikiasi, pembangunan jetty dan pipa gas.

Proyek Indonesia Tengah menggunakan skemabuild, own, operate, transfer (BOOT) dalam 10 tahun kontrak. Lokasi proyek ini berada di Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara yang akan menyuplai pasokan gas untuk beberapa proyek seperti Pembangkit Maumere, MPP Flores, Sulsel Peaker, Makassar Peaker, Kalsel Peaker 1, Bima, Sumbawa, MPP Lombok, Waingapu, Kupang Peaker.

Untuk proyek Bangka Belitung-Pontianak, Chairani menyebut masih dalam tahap ketiga yaitu evaluasi proposal teknis. LNG Bangka Belitung - Pontianak ditargetkan beroperasi pada 2021.

Proyek terakhir adalah proyek Krueng Raya-Nias yang belum masuk tahapan tender. Padahal proyek ini ditargetkan beroperasi pada tahun 2020. "Krueng Raya, belum, masih menunggu RUPTL 2019,"kata Chairani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini