JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) membantah akan membatalkan penerbitan obligasi global (global bonds) di kuartal II 2011. Hingga saat ini, PLN belum memutuskan apakah akan menerbitkan surat utang untuk memenuhi kebutuhan modalnya tahun ini.Setio Anggoro Dewo, Direktur Keuangan PLN mengaku, masih menganalis sumber pendanaan perseroan baik dari eksternal maupun dari kantong perusahaannya sendiri. "Kami masih menganalisis, baik secara size, timing maupun denominasinya. Jadi bukan membatalkan," ungkap Setio, Selasa (18/1).Setio bilang, pembatalan penerbitan obligasi itu bukan di tahun ini, namun khusus dilakukan pada tahun lalu karena kondisi belum memungkinkan. Hingga saat ini, perusahaan listrik itu belum menemukan keputusan yang pas.Dia menambahkan, soal denominasi, kebutuhan modalnya di tahun ini pun sedang dianalisis. Maklum, neraca keuangan hingga akhir tahun 2010 belum selesai diaudit, sehingga belum bisa ditentukan komposisi kebutuhan dananya berdasarkan denominasinya."Kita belum putuskan apakah berdenominasi Rupiah atau dollar AS. Yang penting mana yang paling murah saja," jelasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
PLN masih kaji penerbitan obligasi valas dan rupiah
JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) membantah akan membatalkan penerbitan obligasi global (global bonds) di kuartal II 2011. Hingga saat ini, PLN belum memutuskan apakah akan menerbitkan surat utang untuk memenuhi kebutuhan modalnya tahun ini.Setio Anggoro Dewo, Direktur Keuangan PLN mengaku, masih menganalis sumber pendanaan perseroan baik dari eksternal maupun dari kantong perusahaannya sendiri. "Kami masih menganalisis, baik secara size, timing maupun denominasinya. Jadi bukan membatalkan," ungkap Setio, Selasa (18/1).Setio bilang, pembatalan penerbitan obligasi itu bukan di tahun ini, namun khusus dilakukan pada tahun lalu karena kondisi belum memungkinkan. Hingga saat ini, perusahaan listrik itu belum menemukan keputusan yang pas.Dia menambahkan, soal denominasi, kebutuhan modalnya di tahun ini pun sedang dianalisis. Maklum, neraca keuangan hingga akhir tahun 2010 belum selesai diaudit, sehingga belum bisa ditentukan komposisi kebutuhan dananya berdasarkan denominasinya."Kita belum putuskan apakah berdenominasi Rupiah atau dollar AS. Yang penting mana yang paling murah saja," jelasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News