KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan Listrik Negara (PLN) menghadirkan stasiun pengisian energi listrik (SPEL) di Desa Kabanda, Kecamatan Ngadu Ngala, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi NTT. Untuk menghadirkan listrik di rumah masyarakat, PLN melalui program PLN Peduli juga menghadirkan alat penyimpanan daya listrik (APDAL) kepada 161 kepala keluarga di desa tersebut. Total biaya pembangunan SPEL dan penyediaan APDAL untuk menerangi masyarakat Kabanda mencapai Rp 1,7 miliar. "Program ini merupakan bagian dari program PLN Peduli. Pemanfaatan SPEL dan APDAL merupakan solusi untuk menerangi desa-desa yang masih gelap gulita dan sulit untuk dijangkau," tutur General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur, Agustinus Jatmiko dalam siaran pers, Kamis (5/2). APDAL merupakan alat penyimpan energi listrik berbasis baterai dengan kapasitas watt hour (wh) yang dapat di isi ulang pada SPEL. Untuk di Kabanda ini, APDAL memanfaatkan sinar matahari melalui panel surya sebagai sumber energi. “Jadi potensi energi yang ada di lokal kita manfaatkan sebaik mungkin, ini yang akan terus kita dorong,” ucap Jatmiko.
PLN membangun stasiun pengisian listrik & alat penyimpanan daya di desa terpencil NTT
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan Listrik Negara (PLN) menghadirkan stasiun pengisian energi listrik (SPEL) di Desa Kabanda, Kecamatan Ngadu Ngala, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi NTT. Untuk menghadirkan listrik di rumah masyarakat, PLN melalui program PLN Peduli juga menghadirkan alat penyimpanan daya listrik (APDAL) kepada 161 kepala keluarga di desa tersebut. Total biaya pembangunan SPEL dan penyediaan APDAL untuk menerangi masyarakat Kabanda mencapai Rp 1,7 miliar. "Program ini merupakan bagian dari program PLN Peduli. Pemanfaatan SPEL dan APDAL merupakan solusi untuk menerangi desa-desa yang masih gelap gulita dan sulit untuk dijangkau," tutur General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur, Agustinus Jatmiko dalam siaran pers, Kamis (5/2). APDAL merupakan alat penyimpan energi listrik berbasis baterai dengan kapasitas watt hour (wh) yang dapat di isi ulang pada SPEL. Untuk di Kabanda ini, APDAL memanfaatkan sinar matahari melalui panel surya sebagai sumber energi. “Jadi potensi energi yang ada di lokal kita manfaatkan sebaik mungkin, ini yang akan terus kita dorong,” ucap Jatmiko.