JAKARTA. Perusahaan tambang yang mendirikan smelter untuk pemurnian mineral di kawasan Indonesia Timur, tampaknya harus merogoh kantong lebih dalam lagi. Pasalnya, selain harus mengeluarkan investasi untuk mendirikan smelter, pengusaha juga diminta untuk mendirikan pembangkit listrik sendiri untuk operasional smelter tersebut. Hal itu diungkapkanĀ Nur Pamudji, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Menurutnya jika pemilik smelter mau ada pasokan listrik, mereka harus ada perjanjian business to business (B2B) dengan PLN. Nur menyampaikan jika para pengusaha tidak mampu membuat pembangkit dan ingin minta bantuan PLN maka harus ada kecocokan harga jual listrik. "Mereka usaha sendiri, seperti di Halmahera, Maluku PLN hanya menyediakan listrik rumah tangga atau bisnis kecil, kalau mau bangun smelter maka mereka buat pembangkit sendiri, atau PLN yang bangun dengan skema B2B, " kata Nur Pamudji, kemarin (21/01).
PLN meminta pemilik smelter cari listrik sendiri
JAKARTA. Perusahaan tambang yang mendirikan smelter untuk pemurnian mineral di kawasan Indonesia Timur, tampaknya harus merogoh kantong lebih dalam lagi. Pasalnya, selain harus mengeluarkan investasi untuk mendirikan smelter, pengusaha juga diminta untuk mendirikan pembangkit listrik sendiri untuk operasional smelter tersebut. Hal itu diungkapkanĀ Nur Pamudji, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Menurutnya jika pemilik smelter mau ada pasokan listrik, mereka harus ada perjanjian business to business (B2B) dengan PLN. Nur menyampaikan jika para pengusaha tidak mampu membuat pembangkit dan ingin minta bantuan PLN maka harus ada kecocokan harga jual listrik. "Mereka usaha sendiri, seperti di Halmahera, Maluku PLN hanya menyediakan listrik rumah tangga atau bisnis kecil, kalau mau bangun smelter maka mereka buat pembangkit sendiri, atau PLN yang bangun dengan skema B2B, " kata Nur Pamudji, kemarin (21/01).