PLN Memulai Lelang Konversi PLTD ke Pembangkit Listrik Berbasis EBT



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memulai lelang untuk program konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

Adapun, PLTD yang ada, rencananya bakal digantikan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) beserta baterai listriknya. Konversi ini dilakukan untuk fasilitas PLTD di wilayah terpencil.

Kendati demikian, harga listrik yang masih tinggi diakui menjadi tantangan dalam upaya konversi ini. Untuk itu, dalam lelang yang diselenggarakan, PLN menargetkan adanya investor yang mampu melakukan inovasi dengan menyediakan listrik berbasis EBT yang terjangkau.


Direktur Perencanaan Korporat PLN Evy Haryadi mengungkapkan rencana konversi PLTD ke pembangkit listrik berbasis EBT ini akan berlangsung hingga 2030 mendatang.  

Baca Juga: PLN Targetkan Proyek Saluran Udara Tegangan 150 kv Rampung di Semester I 2022

"Tantangannya saat ini memang harga baterai untuk mendampingi PLTS nya masih mahal. Maka dalam bidding yang saat ini kami buka kami mencari inovasi teknologi sehingga bisa menekan harga Biaya Pokok Penyediaan (BPP) dari PLTS combain dengan baterai ini," ungkap Evy dalam diskusi virtual, Senin (7/2).

Evy melanjutkan, ada kebutuhan Pembangkit EBT Base Load mencapai 1,1 GW hingga 2030 mendatang. Total kapasitas ini diprediksi mampu menghasilkan energi listrik sebesar 7,7 TWh per tahun.

Dia menambahkan, dalam mendorong energi hijau, khususnya untuk PLTS plus baterai maka saat ini biaya pembelian listrik oleh PLN masih berada di kisaran US$ 12 sen per kWh. Jumlah ini dinilai masih lebih tinggi ketimbang BPP PLTU yang di rentang US$ 6 sen hingga US$ 8 sen per kWh.

"Diperlukan inovasi teknologi sehingga harga PLTS + BESS dapat bersaing dengan PLTU pada harga BPP sekitar US$ 6 sen - US$ 8 sen per kWh," jelas Evy.

Baca Juga: Konversi PLTD Jadi Pembangkit EBT, PLN Gandeng KPK Dalam Proses Pengadaan

Kontan.co.id mencatat, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, pihaknya telah melangsungkan lelang untuk program dedieselisasi. Dari proses lelang yang telah dilakukan, 120 perusahaan dipastikan telah menyatakan minatnya.

"Dalam satu dua bulan ini kami periode buka dokumen lelang. Pesertanya ada 180, tapi yang eligible sudah ada 120 peserta lelang," kata Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI, belum lama ini.

Dia memastikan, dalam lelang ini pihaknya mendorong adanya inovasi untuk kelancaran program konversi PLTD. Untuk itu, diharapkan hadir teknologi yang andal dan efisien dari para perusahaan peserta lelang.

Adapun, program konversi PLTD bakal dilakukan pada 5.200 unit yang tersebar di 2.130 lokasi. Dalam tahap pertama, konversi akan dilakukan untuk total 265 MW dengan prioritas pada wilayah isolated.

Selanjutnya, untuk tahap kedua dengan total kapasitas mencapai sekitar 2.000 MW dilakukan secara bertahap menggunakan pembangkit EBT atau diinterkoneksikan dengan transmisi ke sistem besar sampai 2025/2026.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari