KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memperoleh dukungan pembiayaan Rp 10,7 triliun untuk program transisi energi. PLN menandatangani nota kesepahaman pembiayaan dengan bank pembangunan Jerman Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW) senilai € 665 juta atau setara Rp 10,7 triliun pada Rabu (1/3). Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly mengatakan, dukungan pembiayaan ini penting untuk mempercepat program transisi energi. Salah satunya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29% pada tahun 2030 dan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
"Saya kira dukungan ini sangat penting bagi kami, tentu saja semua ini dilakukan untuk mendukung percepatan transisi energi di Indonesia. Kerja sama PLN dan KfW asal Jerman ini telah berlangsung 42 tahun dan ini komitmen PLN untuk meningkatkan porsi energi terbarukan ke bauran energi," kata Sinthya dalam siaran pers, Rabu (1/3).
Baca Juga: 42 Perusahaan Pembangkit Listrik Dipastikan Ikut Serta dalam Perdagangan Karbon Sinthya mengatakan, dukungan pembiayaan dalam perjanjian ini mencakup proyek dan program yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan seperti matahari, angin, air, panas bumi, hingga peningkatan jaringan transmisi, dan distribusi, serta dukungan kelembagaan kepada PLN. Bernd Loewen, Chief Financial Officer (CFO) KfW Group menambahkan, KfW Bank berkomitmen mendukung PLN mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. "Bekerja sama dalam dekarbonisasi sektor energi akan menjadi salah satu bidang fokus utama KfW dalam beberapa dekade mendatang, kami berharap dukungan ini membuat PLN lebih fokus. Kami mendukung Indonesia untuk mengembangkan sektor energi secara berkelanjutan dan ramah iklim untuk mengamankan pasokan listrik jangka panjang dan hemat biaya untuk seluruh penduduk," jelas Loewen. Lebih jauh Loewen mengatakan, kerja sama ini tidak hanya berdampak pada Indonesia dan PLN. Kerja sama ini juga berdampak pada ekonomi di seluruh dunia termasuk ekonomi Jerman.
Ia menambahkan, Jerman sangat mendukung langkah PLN dalam transisi energi. Ia menilai, dalam proses transisi energi memang diperlukan kolaborasi sehingga pola yang sama bisa diadopsi dengan negara dan pihak lain. "Kerja sama ini merupakan tonggak baru. Kami mendukung langkah Indonesia dalam pencapaian implementasi transisi energi, juga karena kami ingin meniru model kemitraan ini, sehingga lebih banyak negara untuk mendaftar,” imbuh Loewen.
Baca Juga: PLN Energi Primer Indonesia Gencar Kembangkan Biomassa untuk PLTU Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat