PLN mendongkrak pemakaian gas



JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) punya rencana untuk menekan Bahan Bakar Minyak (BBM). Selain berharap dari proyek pembangkit listrik 10.000 MW dengan bahan bakar batubara, PLN mulai berfokus menambah pasokan gas.

Suryadi Mardjoeki Kepala Divisi Gas dan Minyak PLN mengatakan, sekarang ini dalam program bauran energi PLN, penggunaan BBM masih dominan yaitu 43%, sedangkan gas 22%. Namun pada tahun 2016-2020, penggunaan BBM akan menjadi 3%, sedangkan gas menjadi 43%.

Maka dari itu, PLN mulai mengebut sejumlah proyek yang bersinergi dengan anak usaha Pertamina, Pertagas. Proyek itu antara lain pembangunan pipa transmisi gas Jawa dan perjanjian pasokan gas alam cair (LNG) untuk pembangkit listrik di kawasan timur Indonesia.


Suryadi mengatakan apabila pembangunan pipa transmisi gas Jawa sudah selesai dibangun tahun 2013 atau 2014, seluruh pembangkit di Jawa tak lagi memakai BBM. Sebab, pipa transmisi gas Jawa itu akan menghubungkan sumber gas PLN ke semua pembangkitnya di Jawa. "Dengan itu ada jaminan pasokan gas bagi pembangkit-pembangkit PLN," ujarnya, akhir pekan lalu.

Pembangunan pipa transmisi itu dilakukan oleh Pertagas, sedang PLN berlaku sebagai pembeli gas. Proyek kerja sama lainnya yakni mini LNG di Indonesia Timur juga bertujuan memangkas konsumsi BBM PLN.

Di proyek ini, Pertamina menyediakan gas dan LNG, PLN menyiapkan pembangkit listriknya. Suryadi memprediksi proyek ini bisa menghemat biaya operasional pembangkit sampai US$ 8,4 juta dengan asumsi harga LNG sebesar US$ 15 dollar.

Di luar itu, ada beberapa perjanjian yang sedang difinalisasi. Misalnya perjanjian jual beli gas dari Floating Storage & Regasification Unit Jawa Tengah. Ada juga perjanjian pemanfatan fasilitas Arun, termasuk pembangunan pipa dari Arun ke Jawa.

Pengamat Perminyakan Kurtubi mendukung sinergi itu. "Ini sangat positif karena selama ini kita lihat pemanfatan gas di dalam negeri masih kurang," ujar Kurtubi. Ia berharap pemerintah terus mendorong sinergi BUMN migas untuk membangun infrastruktur gas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can