PLN menego harga beli gas Tangguh



JAKARTA. Tidak hanya PT Perusahaan Gas Negara Tbk yang sedang melakukan negosiasi harga liquefied natural gas (LNG) dari lapangan Tangguh, Papua. PT PLN (persero) juga sedang menawar harga beli gas dari blok yang dikelola PT BP Indonesia tersebut. Ini terkait dengan rencana perusahaan setrum pelat merah itu untuk menambah pasokan listrik Papua dengan membangun pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) di sana.

Kepala Divisi Energi Primer PLN Suryadi Mardjoeki mengatakan, PLN dan BP Indonesia sudah sepakat dengan besaran volume yang akan dibeli perusahaan setrum negara.

BP akan memasok gas secara bertahap mulai dari 2 juta kaki kubik per hari (mmscfd) sampai 10 mmscfd. PLN akan menggunakan gas tersebut untuk bahan bakar di PLTG Bintuni, Papua, yang akan dibangun pada tahun depan dengan kapasitas sekitar 8 megawatt (MW).


Namun, kedua pihak belum sepakat soal harga beli gas tersebut. "Pihak BP maunya harga gas disamakan dengan harga ekspor mereka ke Korea, sedangkan PLN sanggupnya di bawah harga plus-plus ekspor Tangguh," terang Mardjoeki kepada wartawan di Jakarta, Selasa (12/10).

Mardjoeki menambahkan, PLN hanya sanggup membeli gas dari Tangguh dengan harga US$ 9 per juta british thermal unit (mmbtu). Harga jual ekspor LNG dari Tangguh ke Korea berada di kisaran US$ 13 per mmbtu. Maka dari itu, PLN berharap pemerintah bisa membantu mediasi negosiasi harga gas dengan BP tersebut.

Selama ini, PLN mengaliri listrik untuk kebutuhan masyarakat di Bintuni dengan dengan pasokan excess power atau produksi listrik berlebih dari kilang LNG Tangguh, yakni sebanyak 5 MW -10 MW.

Seperti ditulis KONTAN (12/10), BP Migas telah meminta agar PGN dan PLN untuk segera merevisi harga beli gas mereka dari para kontraktor migas, terutama kontrak-kontrak lama yang harga gas per mmbtunya masih rendah.

Menurut BP Migas, harga kontrak gas lama tersebut sudah jauh tertinggal dari harga pasar. Kontrak-kontrak pembelian baru juga wajib mengikuti harga pasar. Upaya ini bertujuan untuk mendongkrak pendapatan negara dari penjualan gas. Bila ini sukses, penjualan gas di 2012 akan naik 66,67% dari tahun ini, menjadi Rp 500 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie