PLN Mengajak Masyarakat Beralih ke Kendaraan Listrik Untuk Kurangi Polusi Udara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN (Persero) mengajak masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik. Hal ini seturut menurunnya kualitas udara gara-gara emisi karbon yang menjadi perbincangan.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan bahwa PLN mendukung upaya pemerintah mengurangi emisi melalui penggunaan Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dengan membangun infrastruktur yang memadai di seluruh daerah. 

“Sejalan dengan dengan pemberian insentif motor listrik dari pemerintah untuk pembelian motor baru dan konversi motor konvensional berbahan bakar minyak (BBM) menjadi listrik, PLN siap mendukung penuh dengan menyediakan infrastruktur yang memadai, harapannya masyarakat tidak ragu untuk beralih ke kendaraan listrik,” kata Darmawan.


Baca Juga: Pemprov DKI Harus Segera Bertindak Mengatasi Polusi Udara Jakarta

Data Index Standar Pencemaran Udara ( ISPU) Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menunjukkan adanya penurunan emisi partikulat (PM10) pada tahun 2020 hingga di angka 29,41 mg/Nm3 saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Angka ini kemudian meningkat signifikan sebesar 155% atau mencapai angka 75 mg/Nm3 di tahun 2022 seturut pelonggaran PPKM. 

Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup, Sigit Reliantoro mengatakan, rendahnya kualitas udara di Jakarta belakangan ini disebabkan oleh beberapa faktor. Sektor transportasi menjadi sektor yang turut menyumbang sebagian besar emisi.

"Jadi kalau dari segi bahan bakar yang digunakan di DKI Jakarta itu bahan bakar itu adalah sumber emisi, itu adalah dari gas itu 51%, dari minyak itu 49%, dan dari batu bara 0,42%. Kalau dilihat dari sektor-sektornya maka transportasi itu 44%, industri 31%, industri energi manufaktur 10%, perumahan 14% dan komersial 1%," ungkap Sigit.

Sigit menambahkan, peluang terbesar untuk memperbaiki kualitas (udara) adalah dengan memperbaiki sektor transportasi. Baru kemudian alat pengendali pencemaran dari industri.

Baca Juga: Ini Penyebab Polusi Udara Tinggi di Jakarta versi Pj Gubernur Heru Budi

Darmawan menekankan, masyarakat yang hendak beralih ke EV tidak perlu risau, sebab setiap pembelian kendaraan listrik khususnya roda empat, pelanggan mendapatkan layanan pemasangan home charging gratis dan juga diskon tarif listrik untuk pengisian daya di jam 22.00 sampai dengan 05.00. Selain itu infrastruktur pengisian daya umum juga telah tersedia.

Saat ini PLN sudah mengoperasikan sebanyak lebih dari 600 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan lebih dari 1.400 Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) juga lebih dari 9.000 Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) yang tersebar di Indonesia.

Darmawan menambahkan, jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan kendaraan listrik di tanah air. Dia menyebut, beralih ke kendaraan listrik menjadi pilihan strategis, sebab sektor transportasi menjadi salah satu penyumbang utama emisi karbon di Indonesia.

“Jika kita membandingkan emisi yang dihasilkan antara EV dan kendaraan berbahan bakar minyak berarti 1 liter BBM sama dengan 1,2 kWh listrik, maka emisi karbon 1 liter BBM adalah 2,4 kg CO2e, sedangkan emisi karbon 1,2 kWh listrik adalah 1,3 kg CO2e. Artinya dengan menggunakan kendaraan listrik kita sudah mengurangi sekitar 50 persen emisi karbon," ujar Darmawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati