KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi dan penjualan listrik masih belum sejalan dengan target pemerintah. Alhasil proyek kelistrikan 35.000 megawatt (MW) pun terpaksa disesuaikan dengan kondisi tersebut. Direktur Utama PLN, Sofyan Basir bilang, PT PLN (Persero) selaku penanggungjawab proyek 35.000 MW pun akhirnya memutuskan untuk menyesuaikan pembangunan pembangkit-pembangkit listrik dengan pertumbuhan ekonomi hingga pertumbuhan penjualan listrik. "Tidak dipangkas, tapi disesuaikan jangka waktunya utk COD (commercial on date). Pemangkasan tidak ada, tetap 10.000 MW, waktu COD disesuaikan. Nanti di RUPTL ke depan ini,” ungkap Sofyan, Kamis (19/10). Salah satu cara penyesuaiannya adalah dengan menunda pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). Sofyan bilang akan ada 2.000 MW-3000 MW PLTG yang akan ditunda pembangunannya. Namun dia tidak menyebut proyek PLTG mana saja yang akan ditunda untuk dibangun. Sofyan hanya bilang penundaan pembangunan PLTG karena harga gas yang masih cukup tinggi. Biarpun begitu Sofyan berjanji jika pertumbuhan kebutuhan listrik meningkat di tahun-tahun mendatang maka pembangun PLTG akan langsung dilanjutkan. "Demand itu kan sangat tergantung pada pertumbuhan ekonomi, kami mengikuti pertumbuhan ekonomi, kalau tidak nanti kami yang salah," ujar Sofyan. Sampai saat ini sudah ada 30.000 WA yang telah selesai melakukan penandatanganan power purchase agreement (PPA). Sofyan yakin pada tahun 2019 seluruh proyek 35.000 MW sudah melakukan penandatanganan PPA. "Program pemerintah 35.000 tetap harus jalan, waktu jadinya kapan COD-nya saja yang disesuaikan," jelasnya.
PLN mundurkan pengerjaan 3.000 MW proyek PLTG
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi dan penjualan listrik masih belum sejalan dengan target pemerintah. Alhasil proyek kelistrikan 35.000 megawatt (MW) pun terpaksa disesuaikan dengan kondisi tersebut. Direktur Utama PLN, Sofyan Basir bilang, PT PLN (Persero) selaku penanggungjawab proyek 35.000 MW pun akhirnya memutuskan untuk menyesuaikan pembangunan pembangkit-pembangkit listrik dengan pertumbuhan ekonomi hingga pertumbuhan penjualan listrik. "Tidak dipangkas, tapi disesuaikan jangka waktunya utk COD (commercial on date). Pemangkasan tidak ada, tetap 10.000 MW, waktu COD disesuaikan. Nanti di RUPTL ke depan ini,” ungkap Sofyan, Kamis (19/10). Salah satu cara penyesuaiannya adalah dengan menunda pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). Sofyan bilang akan ada 2.000 MW-3000 MW PLTG yang akan ditunda pembangunannya. Namun dia tidak menyebut proyek PLTG mana saja yang akan ditunda untuk dibangun. Sofyan hanya bilang penundaan pembangunan PLTG karena harga gas yang masih cukup tinggi. Biarpun begitu Sofyan berjanji jika pertumbuhan kebutuhan listrik meningkat di tahun-tahun mendatang maka pembangun PLTG akan langsung dilanjutkan. "Demand itu kan sangat tergantung pada pertumbuhan ekonomi, kami mengikuti pertumbuhan ekonomi, kalau tidak nanti kami yang salah," ujar Sofyan. Sampai saat ini sudah ada 30.000 WA yang telah selesai melakukan penandatanganan power purchase agreement (PPA). Sofyan yakin pada tahun 2019 seluruh proyek 35.000 MW sudah melakukan penandatanganan PPA. "Program pemerintah 35.000 tetap harus jalan, waktu jadinya kapan COD-nya saja yang disesuaikan," jelasnya.