PLN-nya Thailand borong saham baru anak usaha ADRO



Jakarta. Perusahaan listrik milik pemerintah Thailand, Electricity Generating Authority of Thailand (EGAT) akhirnya merealisasikan niatnya mengakuisisi saham PT Adaro Indonesia, anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO). EGAT melalui anak usahanya EGAT International Company Limited (EGATi) resmi menguasai 11,53% saham anak ADRO yang berbisnis batubara itu.

Pembelian saham itu dilakukan melalui proses rights issue. Adaro Indonesia baru saja menerbitkan 57.857 saham baru atau 11,53% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Rights issue ini telah diserap seluruhnya oleh EGATi.

Transaksi ini juga telah berlaku efektif dengan didapatkannya persetujuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Selain itu, sudah didapatkan juga bukti penerimaan pemberitahuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.


Mahardika Putranto, Sekretaris Perusahaan ADRO mengatakan, dana yang dihimpun dari hasil rights issue itu mencapai US$ 325 juta. Dana ini akan dibayarkan secara bertahap oleh EGATi. "Nantinya, akan digunakan untuk memperkuat kondisi keuangan Adaro Indonesia," ujar Mahardika , Selasa (22/11).

Ia juga bilang, rights issue ini juga akan memperkuat posisi Adaro Indonesia dengan EGATi, yakni dengan adanya rencana pembelian batubara yang diproduksi Adaro dalam jangka panjang, kurang lebih 20 tahun. Batubara ini bakal digunakan untuk pembangkit listrik yang dimiliki EGATi dan afiliasinya.

Rencana EGAT membeli saham Adaro Indonesia memang sudah mendapat restu pemerintah Thailand pada akhir Oktober lalu. Transaksi ini dinilai akan mendukung strategi jangka panjang untuk mengamankan suplai energi negeri Gajah Putih itu.

Dalam pemberitaan sebelumnya, EGATi disebut berencana membayar transaksi sebesar US$ 164 juta pada tahun ini. Lalu, sisanya akan dilunasi dalam periode tahun 2022 hinga 2027 mendatang.

Saat ini, posisi ADRO di antara emiten batubara lainnya makin kuat. Belum lama ini ADRO berhasil menambah jumlah cadangan batubaranya dengan mengakuisisi saham IndoMet Coal senilai US$ 120 juta. Cadangan batubara ADRO naik dari 1,3 miliar ton menjadi 2,6 miliar ton.

Sebelumnya, ADRO juga meneken kesepakatan dengan perusahaan semen asal Thailand, Siam Cement Group untuk penyediaan pasokan batubara. ADRO akan memasok batubara untuk pabrik semen dan packaging milik SCG di ASEAN. Suplai batubara dari ADRO akan digunakan di pabrik semen dan packaging pada akhir tahun 2016 ini hingga tahun 2017 mendatang.

Saham ADRO naik 5,88% ke level Rp 1.620 per saham pada perdagangan Selasa (22/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto