KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN (Persero) memastikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin dan Gas (PLTMG) Bangkanai Stage 2 selesai tepat waktu. General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (PLN UIP KLB), Didik Mardiyanto mengatakan, kemajuan pengerjaan proyek ini sudah mencapai lebih dari 90%. “Pembangunan PLTMG Bangkanai Stage 2 masih tetap berjalan kendati pandemi melanda dan lokasi akses menuju lokasi cukup sulit dicapai di saat musim hujan seperti saat ini,” tegas Didik dalam keterangan tertulis, Kamis (9/12).
PLTMG Bangkanai Stage 2 terletak di Desa Karendan, Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Utara. PLTMG Bangkanai Stage 2 memiliki total kapasitas sebesar 140 megawatt (MW), terdiri dari 2
engine hall dan masing-masing dapat menghasilkan listrik berkapasitas sebesar 70 MW.
Baca Juga: Pertamina Arun Gas siap wujudkan langkah bisnis menjadi Pusat LNG Hub Asia Nilai investasi pembangkit ini mencapai Rp 1,9 triliun. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) proyek PLTMG Bangkanai Stage 2 44,55% dan melibatkan 48 tenaga kerja lokal. Pada pertengahan Oktober lalu Rekomendasi Laik Sinkron (RLS) juga telah terbit untuk keseluruhan mesin PLTMG. Kini, sistem pembangkit ini tengah memasuki tahap pengujian untuk memastikan seluruh mesinnya dapat beroperasi dengan baik dan optimal. Didik bilang, dengan terbitnya rekomendasi laik sinkron tersebut, pembangkit listrik yang memiliki 16 mesin ini sudah dapat terhubung ke jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilo Volt (kV) Bangkanai-Muara Teweh.
Baca Juga: Bakal dorong EBT, PLN berharap industri panel surya dalam negeri siap “Pada awal Oktober lalu, pembangkit kami juga sudah melalui tahap
backfeeding dan sinkronisasi untuk keseluruhan unit mesinnya dengan hasil yang baik. Tahapan tersebut kami lakukan untuk memastikan keandalan sistem pembangkit sebelum dilakukan tahapan berikutnya,” imbuh Didik. Selain mengawal proyek PLTMG Bangkanai Stage 2, PLN UIP KLB juga menargetkan untuk menyelesaikan pembangunan jaringan interkoneksi antara sistem kelistrikan Barito di Kalimantan Tengah dan sistem Khatulistiwa di Kalimantan Barat, seperti SUTT 150 kV Pangkalan Bun-Sukamara dan Sukamara-Kendawangan. Menurut penjelasan Didik, Interkoneksi bertujuan agar setiap sistem kelistrikan di Kalimantan dapat terhubung dan saling menopang satu dengan lainnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli