PLN Pastikan Pinjaman China Tetap Mengalir



JAKARTA. PT PLN (Persero) memastikan pinjaman asal China untuk keperluan pembangunan pembangkit listrik 10.000 Mega Watt (MW) tetap mengalir. Wakil Direktur Utama PLN Rudiantara menegaskan sejumlah perbankan asal China tidak akan menghentikan komitmennya untuk memberi pinjaman meskipun ada hambatan dari sisi pembelian pesawat asal China oleh PT Merpati Nusantara Airlines. "Di China saya jelaskan kontrak itu, dan mereka pun langsung menyetujui untuk kembali meneruskan pinjaman ke kontrak. Tidak ada masalah, dan tidak ada perubahan kontrak yang terjadi," kata Rudiantara, Senin (2/3). Salah satu bank yang menurut Rudiantara meneruskan komitmen pinjamannya adalah China Export Import Bank (Chexim) yang sekitar 10 hari lalu mencairkan pinjaman US$ 180 juta untuk pembangunan PLTU Suralaya dan Paiton. Menurutnya, tidak semua perbankan China terpengaruh oleh isu pembelian pesawat oleh Merpati. Namun diakuinya memang ada sedikit penundaan pencairan dana dari China. "Ada penundaan pencairan karena situasi pasar saat ini, mereka menyampaikan itu kepada kami. Tapi semuanya bisa dipahami," katanya. Selain mengandalkan pendanaan asal China, PLN juga terus menjajaki kemungkinan pinjaman dari sejumlah perbankan asal negara-negara Timur Tengah. Namun, karena sifatnya baru penjajakan, Rudiantara enggan menyebut perbankan yang dimaksud. Dia juga menjelaskan, dana yang dibutuhkan PLN untuk menggarap proyek pembangkit listrik 10.000 MW tahap I sebesar US$ 5 miliar dan Rp 32 triliun. Karena itulah, pendanaan harus diupayakan dari berbagai sumber.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie