KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menetapkan akan memperketat pengadaan barang dan jasa untuk transmisi dan distribusi listrik. Dimana segala sesuatunya ditarik atau disiapkan oleh PLN Pusat. Dengan begitu PLN mengklaim, Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang dipakai untuk transmisi maupun distribusi ketenagalistrikan bisa semakin meningkat. Alhasil, PLN bisa melakukan efisiensi pengadaan sampai 15%. Direktur Perencanaan Korporat PLN Syovfi Felienty Roekman mengatakan, sekarang proses pengadaan barang dan jasa untuk transmisi dan distribusi mekai skema Man Transmision Unit (MTU) dimana semua proses pengadaannya ditangani oleh PLN Pusat.
Sementara itu, unit-unit PLN ditugaskan untuk melaksanakan pemasangan, services dan installment transmisi juga distribusi pembangkit. "Seperti trafonya sudah dibeli di pusat, GIS juga sudah di sana, underground cable, overhead line dan juga towernya," terang Syovfi kepada Kontan.co.id, Rabu (20/6). Asal tahu saja, PLN tengah berencana membangun transmisi listrik Jawa, Bali, Sumatra dan Sulawesi sampai 46.000 Kilometer (km). Rencananya akan dibangun dengan daya bervariasi mulai dari 500 Kilovolt (Kv), 270 Kv, 150 Kv hingga 100 Kv. Seperti diketahui, pada tahun-tahun sebelumnya Direktur Utama PLN Sofyan Basir memperkirakan rencana pembangunan transmisi listrik ini menelan investasi sampai Rp 40 triliun. Syovfi mengatakan dengan procurement transmisi dan distribusi ditarik ke PLN pusat, maka, bisa didapat efisiensi hingga 15%. Malahan, dengan efisiensi itu TKDN juga senantiasa ada peningkatan. "Malahan bisa lebih 15% efisiensinya. Kita juga kan inginnya TKDN terus meningkat dalam hal ini," ungkapnya. Namun sayangnya, Syovfi enggan menjelaskan alasannya, kenapa ini diterapkan. Yang jelas, untuk saat ini pengadaan barang dan jasa yang sudah dilakukan dalam lima tahun terakhir adalah pengadaan trafo listrik. Dan dalam tahun-tahun ini, pengadaan Gas Insulated Switchgear (GIS), power, underground cable, cable overhead.