KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT (Persero) PLN optimis rasio elektrifikasi di Nusa Tenggara Timur (NTT) akan mencapai 100% dalam waktu dekat. Saat ini kondisi rasio elektrifikasi di NTT yang saat ini telah mencapai 73,72%, telah meningkat dari tahun lalu yang baru mencapai 62%. GM PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Timur (NTT) Ignatius Rendoyoko, menjelaskan PLN melihat wilayah ini merupakan salah satu provinsi yang tertinggi dalam optimalisasi penggunaan Energi Baru dan Terbarukan (EBT), khususnya dalam pemanfaatan energi surya melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). “Pengerjaan projek PLTS di NTT dilakukan melalui penggunaan bidang lahan tanah yang tidak lagi produktif, sehingga nilai ekonomisnya akan bisa terkonversi melalui aplikasi PLTS,” paparnya di Kupang, NTT, Jumat (13/9).
Baca Juga: Morotai, surga di timur yang masih minim listrik, transportasi laut dan udara Sedangkan menurut Direktur Human Capital Management (HCM) PLN Muhamad Ali, proses percepatan elektrifikasi di NTT ini dapat terjadi salah satunya karena adanya dukungan sumber energi terbarukan (EBT) yang melimpah di wilayah tersebut. “Saat ini lebih dari Rp 9 miliar sudah investasi yang tertanam pada enam pembangunan sumber EBT meliputi PLTP – panas bumi; PLTMH – mikro hidro; PLTS – tenaga surya; dan PLTB – tenaga bayu. Melalui sinergi dengan pemerintah desa, maka pelaksanaan program Tim Percepatan Listrik Pedesaan terlaksana dengan baik,” papar Ali. Peningkatan rasio elektrifikasi di Bumi Flobamora tersebut, salah satunya juga memerlukan dukungan dan pembangunan dari SDM berkompetensi, yang dihasilkan melalui pelaksanaan program vokasi dengan sejumlah SMKN di wilayah Kupang dan Maumere yang terlaksana sejak tahun 2018. Selain itu menurut Ali, PLN juga melaksanakan sejumlah program rekrutmen, baik untuk jenjang SMK, S1/D4 selama empat tahun berturut-turut, serta melakukan program kerja sama program D3 dengan Politeknik Negeri Kupang. Baca Juga: DIM pemerintah belum sepakat, revisi UU Minerba masih tersendat