JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sepanjang tahun 2013 menderita kerugian sebesar Rp 29,57 triliun. Jumlah itu "terjun bebas" 1.024 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 3,2 triliun. Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan hari ini, Rabu (5/3) diketahui, terpuruknya kinerja PLN itu disebabkan karena rugi selisih kurs sepanjang 2013 yang mencapai Rp 48,09 triliun, atau membengkak dari tahun 2012 sebesar Rp 5,93 triliun. Dari sisi pendapatan, BUMN kelistrikan ini berhasil meraup revenue sebesar Rp 257,4 triliun, atau naik 10,63 persen dari Rp 232,65 triliun. Pendapatan tersesar dikontribusi oleh penjualan tenaga listrik, yang pada akhir tahun lalu mencapai Rp 153,48 triliun, atau naik 21,11 persen dari Rp 126,72 triliun pada tahun sebelumnya. Selanjutnya, pendapatan dari subsidi pemerintah yang diterima perseroan turun 2 persen menjadi Rp 101,2 triliun dari sebelumnya Rp 103,33 triliun. Adapun total aset perseroan hingga akhir tahun lalu mencapai Rp 595,87 triliun, atau naik dari akhir 2012 Rp 549,37 triliun. (Bambang Priyo Jatmiko)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
PLN rugi Rp 29,57 triliun akibat rupiah terpuruk
JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sepanjang tahun 2013 menderita kerugian sebesar Rp 29,57 triliun. Jumlah itu "terjun bebas" 1.024 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 3,2 triliun. Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan hari ini, Rabu (5/3) diketahui, terpuruknya kinerja PLN itu disebabkan karena rugi selisih kurs sepanjang 2013 yang mencapai Rp 48,09 triliun, atau membengkak dari tahun 2012 sebesar Rp 5,93 triliun. Dari sisi pendapatan, BUMN kelistrikan ini berhasil meraup revenue sebesar Rp 257,4 triliun, atau naik 10,63 persen dari Rp 232,65 triliun. Pendapatan tersesar dikontribusi oleh penjualan tenaga listrik, yang pada akhir tahun lalu mencapai Rp 153,48 triliun, atau naik 21,11 persen dari Rp 126,72 triliun pada tahun sebelumnya. Selanjutnya, pendapatan dari subsidi pemerintah yang diterima perseroan turun 2 persen menjadi Rp 101,2 triliun dari sebelumnya Rp 103,33 triliun. Adapun total aset perseroan hingga akhir tahun lalu mencapai Rp 595,87 triliun, atau naik dari akhir 2012 Rp 549,37 triliun. (Bambang Priyo Jatmiko)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News