KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN (Persero) berupaya ikut dalam percepatan transisi energi di Indonesia. Perusahaan pelat merah ini tengah menyusun rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) terbaru. Executive Vice President (EVP) Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan PLN, Warsono menyatakan, draf terbaru ini akan merevisi RUPTL 2021-2030. Dalam RUPTL teranyar, PLN membidik penambahan porsi pembangkit energi baru terbarukan (EBT) menjadi 75% dari sebelumnya 51%. Adapun, sekitar 25% berasal dari pembangkit berbasis gas. Menurut dia, RUPTL terbaru ini akan menjadi yang terhijau sepanjang sejarah PLN. Menurut dia, PLN tengah menyiapkan strategi transisi energi dengan mengidentifikasi berbagai potensi EBT di dalam negeri. Misalnya, pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dapat menjadi base load renewable energy. Rencananya, PLN akan membangun PLTA dengan kapasitas sebesar 13 gigawatt (GW)-14 GW.
PLN Sebut, RUPTL Terbaru Bisa Menjadi yang Terhijau Sepanjang Sejarah
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN (Persero) berupaya ikut dalam percepatan transisi energi di Indonesia. Perusahaan pelat merah ini tengah menyusun rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) terbaru. Executive Vice President (EVP) Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan PLN, Warsono menyatakan, draf terbaru ini akan merevisi RUPTL 2021-2030. Dalam RUPTL teranyar, PLN membidik penambahan porsi pembangkit energi baru terbarukan (EBT) menjadi 75% dari sebelumnya 51%. Adapun, sekitar 25% berasal dari pembangkit berbasis gas. Menurut dia, RUPTL terbaru ini akan menjadi yang terhijau sepanjang sejarah PLN. Menurut dia, PLN tengah menyiapkan strategi transisi energi dengan mengidentifikasi berbagai potensi EBT di dalam negeri. Misalnya, pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dapat menjadi base load renewable energy. Rencananya, PLN akan membangun PLTA dengan kapasitas sebesar 13 gigawatt (GW)-14 GW.