KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) benar-benar akan merealisasikan masuk ke bisnis hulu. Jika sebelumnya hanya menjual listrik, BUMN tersebut akan terus menguasai lahan tambang batubara. Dalam waktu dekat perusahaan ini menuntaskan beberapa akuisisi lahan tambang batubara di Kalimantan. Direktur Perencanaan Strategis PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan ada delapan lahan tambang untuk keperluan delapan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang akan diakuisisi oleh PT PLN Batubara. Salah satu tambang batubara di Kalimantan Timur yang akan dijadikan PLTU mulut tambang Kaltim 5 adalah milik perusahaan besar. "Kami mengakuisisi sebagian lahan tambang batubara Adaro. Kami kerjasama di sana bangun PLTU Kaltim 5," ungkap dia ke KONTAN, Rabu (27/2).
Alasan mengakuisisi lahan tambang Adaro tersebut karena kalori batubara di lahan tambang tersebut hanya 4.000 kkal per kg, sehingga tidak bisa diekspor oleh Adaro. "Itu memang khusus pembangkit. Jadi kami menuju akuisisi, belum kontrak tetapi sudah sepakat," ujarnya. PLN belum menaksir atau menawar harga lahan tambang batubara milik Adaro tersebut. Bahkan, perusahaan setrum negara ini belum bisa memberikan penjelasan terkait luas lahan milik Adaro di lokasi PLTU Kaltim-5 tersebut. "Ini masih due diligence. Kami sudah menyiapkan dana, tetapi belum bisa kami sampaikan," imbuh Iwan, yang juga menjabat sebagai Ketua Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI). Lahan tambang yang diakuisisi dari perusahaan besar hanya Adaro. "Arutmin, KPC tidak kami akuisisi. Kami hanya akuisisi lahan tambang untuk PLTU mulut tambang saja," ungkapnya. Dia mengatakan, selain tambang di lokasi PLTU Mulut Tambang Kaltim-5, pihaknya akan membangun PLTU di tujuh lokasi lagi. Yakni di PLTU mulut tambang Jambi, PLTU mulut tambang Riau, PLTU mulut tambang Sumsel 6, PLTU mulut tambang Kalselteng 3, PLTU mulut tambang Kalselteng 4, PLTU Mulut Tambang Kalselteng 5, PLTU Mulut Tambang Kaltim 3. "Jadi totalnya ada delapan lahan tambang yang akan kami akuisisi dan kerjasamakan di lokasi delapan PLTU itu," ungkap dia. Menurut dia, akuisisi ini untuk memenuhi PLTU mulut tambang. Selain dengan Adaro, yang sudah selesai diakuisisi adalah lahan tambang dilokasi PLTU Mulut Tambang Jambi 1 berkapasitas 2x300 MW. "Sejauh ini baru akuisisi tambang untuk PLTU Jambi-1 yang telah selesai," ujarnya. Sementara akuisisi tambang batubara untuk tujuh lagi masih dalam proses namun sudah mencapai kesepakatan dengan badan usaha. Dengan kemajuan tersebut, Iwan yakin akuisisi tambang batubara untuk PLTU mulut tambang bisa selesai pada pertengahan tahun ini. "Jadi semua mulut tambang Insya Allah itu Juni," kata Iwan.
Total kapasitas delapan PLTU Mulut Tambang tersebut mencapai 6.000 megawatt (MW)-7.000 MW. Kata Iwan, dari segi pendanaan, PLN akan menggunakan skema yang berbeda. Ada akuisisi tambang yang pendanaan ditanggung penuh oleh PLN. Tetapi ada juga akuisisi tambang yang pendanaannya juga dibantu oleh badan usaha yang diajak bekerjasama oleh PLN untuk mengakuisisi tambang batubara. Seperti diketahui dalam proyek PLTU mulut tambang PLN selalu menggandeng mitra. "Tergantung, kalau disepakati membantu. Sebenarnya perusahaan yang membantu, tapi mereka juga siap untuk bank," imbuh Iwan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sofyan Hidayat