PLN Siap Berbicara Tentang Kenaikan Baja



JAKARTA. Tingginya harga baja dipasar internasional rupanya membuat kenaikan biaya konstruksi pembangkit listrik. Oleh karena itu, agar tidak terjadi keterlambatan pembangunan, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) siap membicarakan permasalahan tersebut. Fahmi Mochtar, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengakui adanya kenaikan harga baja tersebut. Menurutnya, kenaikan harga ini dapat mempengaruhi biaya konstruksi. Oleh karena itu, "PLN siap membicarakannya dengan para kontraktor," katanya. Menurutnya, PLN akan membicarakannya sepanjang tidak bertentangan dengan kaedah bisnis dan ketentuan yang berlaku. Bukan hanya itu, pembicaraan tersebut juga tidak bertentangan dengan pasal-pasal yang mengatur perjanjian kedua belah pihak. Sayangnya, Fahmi enggan mengatakan apakah PT PLN akan merubah isi kontrak akibat kenaikan harga baja. Ia juga enggan mengatakan kapan akan bertemu dengan para kontraktor tersebut. Murtaqi Syamsudin, Direktur Pembangkit Jawa Bali PT PLN membenarkan bahwa ia akan melakukan pembicaraan dengan para kontraktor akibat kenaikan baja tersebut. Namun, ia menegaskan para kontraktor tetap harus menyelesaikan power plan tersebut agar tidak terkena pinalti. "Saya belum tahu kapan," tuturnya. Sekedar mengingatkan, saat ini harga baja telah meroket drastis. Hingga Februari, harga baja di pasar internasional masih berada di kisaran US$ 765 per ton. Namun, pada April harga baja telah naik dikisaran US$ 820 per ton. Hebatnya, saat kini harga baja diperkirakan akan menembus US$ 1.100 per ton. Karena kenaikan tersebut, Departemen Perindustrian (Depperin) mengirimkan surat pada dua bulan lalu kepada PT PLN agar kontrak kerja sama dikaji kembali demi tidak memberatkan kontraktor. Pasalnya, kenaikan baja ditakutkan menghambat proses pembangunan power plan. Ansari Bukhari, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Tekstil, dan Aneka Depperin mengatakan wakil presiden (wapres) telah menyetujui agar PT PLN membicarakan kenaikan baja ini kepada para kontraktor. "Mungkin akan ada negosiasi ulang tentang harga akibat harga baja melambung," tandasnya. Menurut Ansari, wapres hanya menyetujui pembicaraan ulang bagi kontraktor kecil saja. Pasalnya, mereka lah yang sangat meraskan imbas kenaikan harga baja tersebut. "Ada 25 pembangkit luar jawa yang dibangun produsen menengah kecil," tegasnya. Untuk mengetahui berapa besar imbas kenaikan bahan baku baja ini, pemerintah telah membentuk tim. Tim ini bertugas menghitung tentang penyesuaian harga baja akibat kenaikan yang terjadi. Sayangnya, Ansari tidak mengatakan siapa saja yang masuk dalam tim tersebut. Namun, Ansari mengaku tidak bisa memaksa PT PLN untuk melakukan pembahasan penyesuaian harga tersebut. Nantinya, PT PLN bersama kontraktorlah yang membicarakan masalah penyesuaian harga ini. Depperin hanya bertugas mengkordinasikan saja. "Biar bisnis to bisnis saja," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Test Test