JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengaku siap melakukan ekspor-impor listrik di Provinsi Riau dengan wilayah Semenanjung Malaysia pada tahun 2017 mendatang. Rencana itu merupakan bagian dari ekspansi bisnis jangka panjang perusahaan setrum plat merah tersebut. Bambang Dwiyanto, Bambang Dwiyanto, Manajer Humas PLN menjelaskan ekspansi bisnis itu bagian dari pembangunan interkoneksi jaringan listrik di wilayah Sumatera. "Ini untuk efisiensi perusahaan," ujarnya kepada KONTAN, Senin (24/6). Bambang bilang, perjanjian jual beli setrum tersebut akan menguntungkan kedua belah pihak. Alasannya, masing-masing negara akan mendapatkan bantuan setrum saat beban puncak listrik terjadi di wilayahnya. "Di Riau beban puncaknya pada malam hari. Sedangkan di Malaysia beban puncak pada siang hari. Jadi, nanti dapat saling bantu saat beban puncak masing-masing daerah," jelas Bambang. Sayang, dia belum dapat menjelaskan berapa daya ekspor impor listrik tersebut dengan alasan masih dalam perhitungan teknis. Bambang mengakui kerja sama ini akan menjadi sorotan bagi masyarakat Indonesia. Namun, dia menjelaskan syarat dari pelaksanaan ekspor impor tersebut PLN harus memenuhi kebutuhan listrik dalam negeri. "Jadi, pada tahun 2017 nanti kebutuhan listrik dalam negeri kita memang sudah tercukupi," ujar Bambang. Dia menambahkan, pihaknya akan menyambungkan interkoneksi listrik antara Pulau Jawa dan Sumatera dengan sambungan kabel bawah laut pada tahun 2016. Sebelumnya, PLN juga merencanakan impor listrik dari Serawak, Malaysia, pada tahun 2014 untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kalimantan Barat.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
PLN siap ekspor listrik ke Malaysia pada 2017
JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengaku siap melakukan ekspor-impor listrik di Provinsi Riau dengan wilayah Semenanjung Malaysia pada tahun 2017 mendatang. Rencana itu merupakan bagian dari ekspansi bisnis jangka panjang perusahaan setrum plat merah tersebut. Bambang Dwiyanto, Bambang Dwiyanto, Manajer Humas PLN menjelaskan ekspansi bisnis itu bagian dari pembangunan interkoneksi jaringan listrik di wilayah Sumatera. "Ini untuk efisiensi perusahaan," ujarnya kepada KONTAN, Senin (24/6). Bambang bilang, perjanjian jual beli setrum tersebut akan menguntungkan kedua belah pihak. Alasannya, masing-masing negara akan mendapatkan bantuan setrum saat beban puncak listrik terjadi di wilayahnya. "Di Riau beban puncaknya pada malam hari. Sedangkan di Malaysia beban puncak pada siang hari. Jadi, nanti dapat saling bantu saat beban puncak masing-masing daerah," jelas Bambang. Sayang, dia belum dapat menjelaskan berapa daya ekspor impor listrik tersebut dengan alasan masih dalam perhitungan teknis. Bambang mengakui kerja sama ini akan menjadi sorotan bagi masyarakat Indonesia. Namun, dia menjelaskan syarat dari pelaksanaan ekspor impor tersebut PLN harus memenuhi kebutuhan listrik dalam negeri. "Jadi, pada tahun 2017 nanti kebutuhan listrik dalam negeri kita memang sudah tercukupi," ujar Bambang. Dia menambahkan, pihaknya akan menyambungkan interkoneksi listrik antara Pulau Jawa dan Sumatera dengan sambungan kabel bawah laut pada tahun 2016. Sebelumnya, PLN juga merencanakan impor listrik dari Serawak, Malaysia, pada tahun 2014 untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kalimantan Barat.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News