PLN siap tender proyek 10.000 MW tahap II



JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) bersiap menggelar tender proyek 10.000 megawatt (MW) tahap kedua. Menurut Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko PLN, Murtaqi Syamsuddin, pelaksanaan tender untuk pembangkit tersebut akan mulai dibuka pada akhir tahun ini. "Sekarang kami sedang mempersiapkan semua keperluan terkait pelaksanaan tender," kata Murtaqi kepada KONTAN, Selasa (19/10). Megaproyek percepatan pembangunan pembangkit listrik tahap II ini berkapasitas total 10.153 MW. Lokasinya meliputi beberapa wilayah, seperti Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kalimantan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Madura dan Bali. Rencananya, produsen listrik swasta atau independent power producer (IPP) akan mengerjakan proyek dengan total kapasitas 5.035 MW. Untuk menggarap proyek ini, swasta harus menyiapkan dana US$ 10,05 miliar. Sisa proyek berkapasitas 5.118 MW digarap oleh PLN dengan perkiraan biaya mencapai US$ 5,9 miliar. Jadi, nilai total biaya yang dibutuhkan dalam proyek ini lebih dari US$ 15,96 miliar.PLN akan membangun 21 unit pembangkit listrik. Perinciannya, 11 unit pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), dua unit pembangkit listrik tenaga air (PLTA), enam pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), satu unit pembangkit listrik tenaga panas gas (PLTG), dan satu unit lagi pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU). Kalangan swasta akan membangun 72 unit pembangkit listrik, yang meliputi 33 unit PLTP, satu unit PLTA, 36 unit PLTU, dan dua unit PLTGU.Direktur Perencanaan dan Teknologi PLN, Nasri Sebayang, mengatakan, proyek 10.000 MW tahap II ditargetkan masuk ke sistem jaringan PLN pada 2013 atau 2014. Pada tahun 2012, PLN berharap 10% dari total proyek pembangkit sudah masuk ke sistem PLN. "Kami optimistis pada 2013 dan 2014 seluruh proyek pembangkit itu sudah bisa masuk semua ke sistem PLN," kata Nasri.Tahun depan, PLN akan mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 50 triliun hingga Rp 60 triliun. Menurut Nasri, sebanyak dua pertiga dari biaya capex berasal dari dana pinjaman, baik asing ataupun domestik.Nasri menjelaskan, uang untuk belanja modal tersebut akan dipergunakan untuk menyelesaikan proyek 10.000 MW tahap I. Selain itu juga dipakai buat persiapan proyek 10.000 MW tahap II. "Capex juga digunakan untuk membangun PLTU skala kecil berkapasitas 800 MW di 70 lokasi. Dan sisanya untuk transmisi, energi terbarukan dan listrik desa," kata Nasri.Selain itu, PLN juga berencana membangun pembangkit berbahan bakar gas di sekitar wilayah Donggi Senoro. Namun, pembangunan pembangkit itu sangat tergantung pada pasokan gas dari Donggi Senoro. "Kami akan mencadangkan pembangkit listrik 240 MW di sana," kata Nasri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: