KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam upaya mendukung pertumbuhan ekonomi 8% dan transisi energi, PLN tidak hanya berfokus pada penambahan pembangkit EBT untuk memenuhi kebutuhan industri, tetapi juga menekan emisi dari pembangkit eksisting. “Langkah menuju ke sana, PLN mempersiapkan bukan hanya pembangkit baru dengan Renewable Energy, namun pembangkit-pembangkit eksisting itu juga didukung agar tetap beroperasi dengan emisi yang lebih rendah menuju Net Zero Emissions pada tahun 2060,” kata Direktur Utama PLN Indonesia Power (PLN IP) Edwin Nugraha Putra dalam keterangan resmi, Kamis (5/12). Edwin menuturkan, upaya tersebut tercermin melalui implementasi teknologi Carbon Capture & Storage (CCS) / Carbon Capture, Utilization & Storage (CCUS) pada operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan total kapasitas 2 GW pada tahun 2040 dan 19 GW pada tahun 2060.
PLN Siapkan Carbon Capture & Storage, Tekan Emisi Pembangkitan hingga 19 GW
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam upaya mendukung pertumbuhan ekonomi 8% dan transisi energi, PLN tidak hanya berfokus pada penambahan pembangkit EBT untuk memenuhi kebutuhan industri, tetapi juga menekan emisi dari pembangkit eksisting. “Langkah menuju ke sana, PLN mempersiapkan bukan hanya pembangkit baru dengan Renewable Energy, namun pembangkit-pembangkit eksisting itu juga didukung agar tetap beroperasi dengan emisi yang lebih rendah menuju Net Zero Emissions pada tahun 2060,” kata Direktur Utama PLN Indonesia Power (PLN IP) Edwin Nugraha Putra dalam keterangan resmi, Kamis (5/12). Edwin menuturkan, upaya tersebut tercermin melalui implementasi teknologi Carbon Capture & Storage (CCS) / Carbon Capture, Utilization & Storage (CCUS) pada operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan total kapasitas 2 GW pada tahun 2040 dan 19 GW pada tahun 2060.