PLN Siapkan Listrik Hijau Untuk Industri Data Center di Tanah Air



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN (Persero) siap mendukung pengembangan bisnis pusat data (data center) di Indonesia melalui penyediaan listrik andal dan bersih. 

Diperkirakan pasar data center global akan tumbuh US$ 39,7 miliar hingga tahun 2032 dengan peningkatan per tahun sebesar 4,8%. Sementara di Indonesia pasar pusat data memberi peluang ekonomi hingga US$ 3,37 miliar. 

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan PLN siap mendukung upaya Pemerintah untuk menyukseskan tumbuhnya bisnis data center di Indonesia. PLN memastikan siap menjawab kebutuhan energi yang andal, terjangkau dan ramah lingkungan untuk data center. 


“Listrik kami hari ini jauh lebih andal dibandingkan empat tahun lalu. Pasokan listrik di seluruh sistem kelistrikan kini dalam kondisi cukup. Kami juga memiliki pembangkit EBT yang bisa memenuhi kebutuhan data center,” ucap Darmawan dalam siaran pers, Rabu (11/9).

Baca Juga: Hampir Rampung, RUU EBET Menanti Kesepakatan Sewa Jaringan

Darmawan juga memastikan pihaknya siap memenuhi kebutuhan listrik dengan tingkat keandalan tinggi. “Kami siap memasok listrik untuk data center minimal dari dua sumber gardu induk yang berbeda. Sehingga jika satu gardu induk terjadi pemeliharaan atau gangguan, masih ada back up pasokan listrik dari gardu induk lainnya,” tambah Darmawan.

Tidak hanya listrik yang andal, pihaknya pun siap menghadirkan listrik bersih bagi data center. Saat ini pihaknya telah memiliki layanan green energy as a service untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan energi bersih. 

PLN menyediakan Renewable Energy Certificate (REC). Pembangkit-pembangkit yang berbasis pada energi bersih yang sudah ditracking produksinya dan bisa dimanfaatkan penggunaannya melalui REC.

Baca Juga: Realisasi Bauran EBT Baru 13,93% di Semester I-2024, Ini Penyebabnya

Tracking ini dilakukan oleh lembaga internasional, sehingga produk ini juga diakui di tingkat global. Harganya pun sangat kompetitif dibandingkan di Singapura atau Malaysia.

"Kami juga siap jika pelanggan membutuhkan listrik EBT dari pembangkit baru yang khusus untuk pelanggan tersebut,” kata dia.

Untuk memenuhi kebutuhan energi bersih ke depan, pihaknya bersama pemerintah tengah menyusun perencanaan di mana penambahan pembangkit listrik hingga tahun 2033 sebesar 75% akan berasal dari energi baru terbarukan, sementara 25% akan berasal dari gas alam.

Dengan ekosistem energi yang ramah lingkungan, Darmawan optimistis Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara lain di kawasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati