PLN siapkan US$ 4,2 miliar untuk energi terbarukan



JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus menggenjot pembangunan pembangkit listrik. Salah satunya dari sumber energi baru terbarukan (EBTKE) dengan menggandeng pengembang swasta. 

Ngurah Adyana, Direktur Operasi Jawa-Bali-Sumatera PLN mengatakan di 2014 ini, realisasi pembangkit dari energi terbarukan sudah mencapai 300 megawatt (MW). Potensi paling besar untuk energi terbarukan ada di Sumatera.

Saat ini kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) untuk pembangkit di Sumatera masih terbilang tinggi. Hingga akhir tahun 2013 saja kebutuhan BBM mencapai 30%. Dimana  provinsi tertinggi kebutuhan BBM ada di Sumatera Utara dan Sumatera Selatan.


"Banyak potensi energi terbarukan di Sumut, jadi kita fokus sekarang garap ke sana. Apalagi akan ada Permen ESDM yang sebentar lagi akan terbit. Karena pembangkit EBTKE yang kapasitasnya di bawah 10 MW itu harusnya bisa cepat dibangun, " kata Ngurah, dalam acara Workshop Draf Pedoman Penyambung Listrik EBTKE di Jakarta, Kamis (03/04).

Target PLN untuk membangun pembangkit dari EBTKE baik mini hydro, panas bumi, biomassa, harus mencapai 2.500 MW hingga 2016. Yang sudah terealisasi pada Kuartal I 2014 baru 300 MW.

Kepala Divisi Energi Terbarukan PLN, Muhammad Sofyan, menuturkan hingga saat ini banyak proyek pembangkit EBTKE yang terhambat karena tidak adanya kebijakan dan standarisasi prosedur pelaksanaan yang dilakukan para pengembang swasta.

Ia bilang saat ini PLN tengah menggarap pedoman bersama dengan Dirjen Ketenagalistrikan ESDM dan Dirjen EBTKE ESDM untuk menyusun mekanisme distribusi listrik antara pengembang swasta ke sistem distribusi PLN.

"Proses persetujuan dari wilayah ke wilayah itu berbeda-beda, dan para pengembang swasta biasanya sesuai aturan mereka. Karena tidak adanya guideline ini bisa berdampak negatif untuk sistem, mengancam keandalan operasi jaringan. Bahkan parahnya pembangkit sudah dibangun, tidak bisa pararel dengan sistem distribusi PLN, " kata Sofyan, Kamis (3/4).

Ia bilang pembahasan final dengan para pengembang dan konsultan akan selesai minggu depan.

Nantinya biaya untuk pengembangan pembangkit EBTKE akan ditanggung bersama. Pedoman baru ini nantinya akan berlaku di seluruh wilayah Indonesia untuk persyaratan membangun pembangkit EBTKE.

Sayangnya, dari seluruh anggaran PLN, alokasi anggaran untuk EBTKE di tahun ini belum jelas nilainya. Namun  menurut Ngurah, hingga tahun 2022, PLN harus menyiapkan dana sebesar US$ 4,2 miliar. Sebab untuk kapasitas per KWh, membutuhkan dana sebesar US$ 2.500 - 3.000.

"Kita mesti siapkan US$ 4,2 miliar untuk 13.000 MW sampai tahun 2022. Dari mini hydro 7.000 MW, panas bumi 300 MW, serta sisanya dari biomassa, matahari, dan lain-lain 1.500 MW, " kata Sofyan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan