JAKARTA. PT Perusahaan listrik negara (PLN) meminta pemerintah untuk segera memutuskan alokasi gas dari proyek Liquefied Natural Gas (LNG) Sengkang di Sulawesi Selatan untuk beberapa pembangkitnya. PLN tidak rela bila nantinya harus membeli gas tersebut dari trader, bukan dari pihak kontraktor. Direktur Bahan Bakar Minyak (BBM) Dan Gas PLN Soerjadi Mardjuki menyatakan, Head of Agreement (HoA) antara PLN dan pemilik proyek LNG Sengkang, yakni Energy World Corporation (EWC) sudah ditandatangani pada Maret 2013 lalu. Tapi, hingga kini, belum ada penentuan alokasi. "Kami sudah kirim surat ke SKK Migas awal tahun lalu dan ke Menteri ESDM Maret 2014," kata dia ke KONTAN, Selasa (20/5). Soerjadi membeberkan, isi kesepakatan itu, EWC bersedia memasok LNG ke pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) di Bali sebesar 30 miliar british thermal unit per hari (bbtud)--40 bbtud. Lalu untuk PLTG di Makassar sebesar 30 bbtud, PLTG Gotontalo sebesar 10 bbtud, dan PLTG Kupang sebesar 5 bbtud. "Tapi, memang soal harga belum disepakati," ujar dia.
PLN tak ingin gas LNG Sengkang dikuasai calo
JAKARTA. PT Perusahaan listrik negara (PLN) meminta pemerintah untuk segera memutuskan alokasi gas dari proyek Liquefied Natural Gas (LNG) Sengkang di Sulawesi Selatan untuk beberapa pembangkitnya. PLN tidak rela bila nantinya harus membeli gas tersebut dari trader, bukan dari pihak kontraktor. Direktur Bahan Bakar Minyak (BBM) Dan Gas PLN Soerjadi Mardjuki menyatakan, Head of Agreement (HoA) antara PLN dan pemilik proyek LNG Sengkang, yakni Energy World Corporation (EWC) sudah ditandatangani pada Maret 2013 lalu. Tapi, hingga kini, belum ada penentuan alokasi. "Kami sudah kirim surat ke SKK Migas awal tahun lalu dan ke Menteri ESDM Maret 2014," kata dia ke KONTAN, Selasa (20/5). Soerjadi membeberkan, isi kesepakatan itu, EWC bersedia memasok LNG ke pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) di Bali sebesar 30 miliar british thermal unit per hari (bbtud)--40 bbtud. Lalu untuk PLTG di Makassar sebesar 30 bbtud, PLTG Gotontalo sebesar 10 bbtud, dan PLTG Kupang sebesar 5 bbtud. "Tapi, memang soal harga belum disepakati," ujar dia.