KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah menambah kapasitas pembangkit listrik sebesar 100 gigawatt (GW), dengan komposisi 75% atau 75 GW di antaranya berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT) masih terkendala masalah pembiayaan. Direktur Utama (Dirut) PT PLN Enjiniring, yang merupakan anak usaha PT PLN (Persero) di sektor konstruksi rekayasa ketenagalistrikan, Chairani Rachmatullah memprediksi untuk memenuhi target transisi energi tersebut, Indonesia membutuhkan dana sampai US$ 200 miliar dalam jangka waktu 10 tahun ke depan. "Secara biaya mungkin kita butuh dana sampai US$ 200 billion untuk 10 tahun ke depan, ini kan pembiayaannya tidak bisa dari PLN semua," ungkap Chairani saat ditemui Kontan usai acara CEO Insight yang diadakan di Jakarta, Selasa (26/11).
PLN: Target EBT 75 Gigawatt Masih Terkendala Pembiayaan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah menambah kapasitas pembangkit listrik sebesar 100 gigawatt (GW), dengan komposisi 75% atau 75 GW di antaranya berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT) masih terkendala masalah pembiayaan. Direktur Utama (Dirut) PT PLN Enjiniring, yang merupakan anak usaha PT PLN (Persero) di sektor konstruksi rekayasa ketenagalistrikan, Chairani Rachmatullah memprediksi untuk memenuhi target transisi energi tersebut, Indonesia membutuhkan dana sampai US$ 200 miliar dalam jangka waktu 10 tahun ke depan. "Secara biaya mungkin kita butuh dana sampai US$ 200 billion untuk 10 tahun ke depan, ini kan pembiayaannya tidak bisa dari PLN semua," ungkap Chairani saat ditemui Kontan usai acara CEO Insight yang diadakan di Jakarta, Selasa (26/11).