KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) optimistis pertumbuhan konsumsi listrik bisa dicapai tahun ini kendati sejumlah sektor pelanggan masih mengalami kontraksi akibat pandemi covid-19. Direktur Niaga dan Manajemen PLN Bob Saril mengungkapkan secara umum kebijakan pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) memang masih berdampak pada tingkat konsumsi listrik sektor bisnis. PLN mencatat secara total realisasi konsumsi listrik sampai Agustus mencapai 166,17 Terra Watt hour (TWh) atau tumbuh 4,5%
year on year (yoy). "Kita harapkan bisa tumbuh 4,5% sampai 4,75% sampai dengan Desember," ujar Bob kepada Kontan, Minggu (19/9).
Jika dirinci, kenaikan ditopang oleh pertumbuhan konsumsi sektor industri yang mencapai 10,51%. Sementara sektor bisnis pertumbuhannya masih berada di level 1,32%. Bob menjelaskan, bahkan pada bulan Juli sektor bisnis terkontraksi sekitar -2,55%. Pertumbuhan mulai membaik di Agustus meskipun masih di bawah 1% yakni sekitar 0,16%. Perbaikan tingkatan konsumsi listrik juga terlihat dari sektor publik dan gedung pemerintahan yang pada Juli terkontraksi -5,05% mulai membaik dengan tingkat kontraksi sebesar -1,24% di Agustus lalu. Pertumbuhan sektor industri ini pun dinilai menjadi sinyal positif untuk tingkat konsumsi listrik keseluruhan. Bob menambahkan, penetapan target di akhir tahun dengan sektor industri menjadi penopang didasarkan pada sudah mulai tumbuhnya pasar ekspor khususnya industri baja, kimia dan pengolahan makanan. "(Juga) adanya substitusi impor untuk beberapa barang yang sudah diproduksi dalam negeri serta pertumbuhan ekonomi kita semakin bagus," terang Bob. Bob menambahkan, hilirisasi pada sejumlah sektor pertambangan turut menopang kenaikan konsumsi listrik.
Baca Juga: Ini 6 strategi pemerintah dalam membangun kelistrikan nasional Jika dirinci, ada tiga industri utama yang menopang kenaikan konsumsi listrik hingga Agustus dengan pertumbuhan mencapai dua digit. Industri tekstil mencatatkan pertumbuhan mencapai 23,4%, kemudian industri besi dan baja dengan pertumbuhan 21,7% serta industri otomotif yang tumbuh 20,7%. Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai target konsumsi listrik hingga 4,75% oleh PLN di tahun ini bisa saja tercapai melihat tren konsumsi listrik hingga semester I 2021. Pada semester I 2021 pertumbuhan listrik mencapai 4,89%. "Jadi sangat mungkin di semester II bisa mencapai 4,5% sehingga pertumbuhan tahunan mencapai 4,6% sampai 4,7%," kata Fabby ketika dihubungi Kontan, Minggu (19/9). Fabby menambahkan, sektor industri dan bisnis pun perlahan mulai pulih pada Agustus lalu. Menurutnya pertumbuhan yang terjadi bersifat
rebound pasca terpangkas di akhir tahun lalu. Aktivitas produksi (industri) yang mulai penuh seiring dengan mulai normalnya aktivitas perekonomian dan perdagangan dinilai bakal jadi faktor pendorong kenaikan konsumsi listrik hingga tutup tahun. Dalam pemberitaan Kontan, untuk meningkatkan penjualan listrik, PLN akan fokus pada strategi mendorong permintaan melalui upaya intensifikasi dan ekstensifikasi. Strategi intensifikasi dilakukan melalui
bundling dan promo untuk meningkatkan kenyamanan pelanggan.
Salah satu contohnya ialah promo tambah daya Super Merdeka Listrik. yaitu pemberian harga spesial sebesar Rp 202.100 untuk Biaya Penyambungan (BP) pada Layanan Tambah Daya bagi Konsumen tegangan rendah 1 phasa daya 450 VA dan 900 VA di semua golongan tarif dengan pilihan daya akhir mulai daya 900 VA s.d. daya 5.500 VA. Selain itu, strategi intensifikasi juga dilakukan melalui penerapan gaya hidup penggunaan peralatan berbasis listrik dalam kehidupan sehari-hari atau
electrifying lifestyle. Hal ini dilakukan misalnya dengan mendorong ekosistem dan penggunaan satu juta kompor induksi serta kendaraan listrik berbasis baterai. Sementara itu, strategi ekstensifikasi ditempuh dengan melihat ceruk pasar yang masih potensial seperti
electrifying agriculture dan
electrifying marine untuk sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .