KONTAN.CO.ID - YOGYAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama serta perjanjian jual beli listrik di sela gelaran Energy Transition Working Group 1 di Yogyakarta pada Kamis (24/3). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan sejumlah kerjasama dan perjanjian yang diteken hari ini sebagai sebuah terobosan terlebih sejumlah proyek Energi Baru Terbarukan yang ada merupakan proyek yang sudah berjalan cukup lama persiapannya. "Bisa mulai dilakukan
debottlenecking untuk bisa mengakselerasi," ungkap Arifin, Kamis (24/3).
Arifin melanjutkan, dengan terlaksananya proyek yang ada saat ini maka akan membuka upaya mendorong proyek-proyek EBT lain ke depannya. Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, Demi mencapai target carbon neutral pada 2060 mendatang maka kebutuhan penambahan kapasitas listrik mencapai 230 GWh. Konsumsi juga bakal meningkat hingga 1.800 TWh. Penambahan kapasitas ini pun diharapkan juga dapat bersumber dari EBT.
Baca Juga: Program Dedieselisasi PLN Diharapkan Mampu Dorong Kemandirian Energi Nasional "Kami mencoba menyusun ekosistem yang kondusif dalam rangka membangun EBT, " terang Darmawan dalam kesempatan yang sama. Adapun sejumlah kerjasama yang ditandatangani oleh PLN meliputi Penandatanganan Kerja Sama Strategis Menuju Carbon Neutral 2060, Nota Kesepahaman Pembangunan SPKLU dengan Bank Himbara (Mandiri, BRI, BNI & BTN), Renewable Energy Certificate Partnership Agreement serta Nota Kesepahaman dengan Yayasan WWF Indonesia tentang asistensi teknis dalam meningkatkan kualitas standar lingkungan sosial dan proyek infrastruktur EBT. Selain itu, terdapat pula penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA) atau perjanjian jual beli listrik proyek EBT yakni PPA PLTS Bali Barat (25 MWp) dan PLTS Bali Timur (25 MWp) antara PLN dengan PT Medco Solar Bali Barat dan PT Medco Solar Bali Timur. Kemudian, penandatanganan financial close PLTM Sukarame berkapasitas 7 MW antara PLN UID Lampung dengan PT Lampung Hydroenergy. Darmawan menjelaskan, sejumlah kerjasama dan perjanjian yang sudah diteken sebagai bentuk komitmen pengembangan EBT ke depan oleh PLN. Langkah ini juga menjadi bagian program PLN untuk mencapai target carbon neutral di tahun 2060.
Baca Juga: Punya Beragam Proyek EBT, Pertamina NRE Genjot PLTS Atap, Panasbumi, dan PLTGU Darmawan menilai harga listrik EBT pun terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini juga tercermin dari PPA yang diteken untuk PLTS Bali Barat dan Bali Timur.
"Sekitar lima koma sekian sen, sangat murah sekali, " ujar Darmawan. Senada, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengungkapkan harga jual listrik dari PLTS Bali Barat dan Bali Timur sangat murah karena berada di bawah US$ 6 sen per kWh. "Yang jelas di bawah US$ 6 sen per kWh, itu sudah murah sekali, " Kata Rida. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi