PLN tidak menaikkan tarif listrik tahun depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelanggan listrik mungkin tidak perlu terlalu khawatir akan ada kenaikan tarif listrik di awal tahun depan. PT PLN (Persero) saat ini tengah berusaha agar tarif listrik tahun depan tidak mengalami kenaikan.

Direktur Utama PLN, Sofyan Basir bahkan menegaskan, PLN akan berusaha menurunkan tarif listrik bagi pelanggan. Kalaupun tidak bisa menurunkan tarif listrik, minimal tarif listrik tahun depan tetap sama.

"Paling bagus itu kan kita berupaya turun, kan meringankan masyarakat, industri, paling mahal ya tetap," imbuh Sofyan pada Rabu (29/11).


PLN, menurut Sofyan telah menurunkan tarif listrik sejak Juni 2015 lalu. Tarif listrik untuk rumah tangga misalnya telah turun dari Rp 1.548 per kilowatt hour (kwh) menjadi Rp 1.467 per kwh.

Kala itu harga komoditas untuk energi primer PLN sedang dalam tren turun. Namun saat ini, harga energi PLN seperti batubara dan minyak sedang dalam tren naik.

Apalagi batubara jadi energi primer utama bagi PLN dengan porsi sebesar 60%. Namun Sofyan menegaskan tarif PLN akan tetap kompetitif.

"Tapi kalau yang tahun depan ini, ya paling nanti kami bertahan di tarif tetap. Walaupun memang berat, beban, dan kami berupaya, karena komponen batubara ini hampir 60%," ujarnya.

Sepanjang tahun ini, Sofyan mengaku laba PLN telah tergerus akibat menanggung selisih tarif listrik. Namun Sofyan enggan menyebutkan penurunan laba akibat tarif listrik.

"Memang tipis ya kami laba tahun ini, karena tidak tahan kenaikan batubara," kata Sofyan.

Makanya pada tahun ini juga PLN berusaha melakukan efisiensi agar laba tidak tergerus lebih besar. Beberapa upaya efisiensi di antaranya adalah zonasi harga operasional dan pemeliharaan PLN, efisiensi penggunaan pembangkit yang murah, menutup pembangkit mahal, dan mencari alternatif energi primer.

Dengan upaya efisiensi tersebut, Sofyan menyebut PLN bisa mengumpulkan dana hingga Rp 6 triliun - 7 triliun sepanjang tahun 2017.

"Ya kita cari efisiensi. Kalau berhitung begitu, kami sudah tekor besar hari ini. Tapi kan masyarakat kasihan," urai Sofyan.

Lebih lanjut, Sofyan menyebut dengan upaya efisienai ini nantinya pada 2019 atau 2020, tarif listrik justru diproyeksi bisa turun. Ini karena tarif yang dibayar oleh PLN bisa jauh lebih murah.

Jika saat ini harga yang harus dibayarkan PLN ke IPP berkisar US$ 6-7 sen dolar per kwh, maka Sofyan memproyeksi pada 2019/2020 harga tarif listrik dari IPP hanya berkisar US$ 4-5 sen dolar per kwh. Dengan begitu tidak hanya tarif listrik ke pelanggan yang turun, Sofyan juga menyebut PLN bisa melakukan ekspansi ke wilayah timur Indonesia.

"Sehingga bisa menekan BPP keseluruhan nanti. Jadi kalau harga batubara bisa turun lagi, kami peluangnya masih besar lagi untuk elektrifikasi daerah timur, dan tarif tidak perlu naik," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia