JAKARTA. Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah memilih Black & Veatch untuk memimpin proyek perluasan Pembangkit Listrik Tenaga Batubara (PLTB) 315 MW Lontar. Black & Veatch akan mengerjakan proyek PLTB Longar bersama dengan mitra konsorsium Sumitomo Corporation (Sumitomo) dan PT Satyamitra Surya Perkasa (SSP). "Konsorsium akan membangun pembangkit listrik secara aman, sesuai dengan jadwal dan anggaran yang ditetapkan. Selain itu sebagai pemimpin teknis EPC, kami akan berbagi dan mentransfer pengetahuan yang penting bagi para profesional dan mitra lokal, yakni PTSSP dan PLN," kata Mark McDermott, Associate Vice President dan Project Director, Black & Veatch dalam rilis yang diterima KONTAN Senin (23/11). Proyek Lontar merupakan kontrak EPC pertama Black & Veatch langsung dengan PLN. Dalam proyek ini, Black & Veatch akan menggunakan program "constructability". Constructability merupakan teknik manajemen proyek tingkat lanjut yang diterapkan mulai dari tahap proposal, pengerjaan teknis, dan pengadaan serta keseluruhan proses pembangunan sehingga menghasilkan jadwal konstruksi yang terprediksi dengan lebih baik.
PLN tunjuk Black & Veatch pimpin PLTB Lontar
JAKARTA. Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah memilih Black & Veatch untuk memimpin proyek perluasan Pembangkit Listrik Tenaga Batubara (PLTB) 315 MW Lontar. Black & Veatch akan mengerjakan proyek PLTB Longar bersama dengan mitra konsorsium Sumitomo Corporation (Sumitomo) dan PT Satyamitra Surya Perkasa (SSP). "Konsorsium akan membangun pembangkit listrik secara aman, sesuai dengan jadwal dan anggaran yang ditetapkan. Selain itu sebagai pemimpin teknis EPC, kami akan berbagi dan mentransfer pengetahuan yang penting bagi para profesional dan mitra lokal, yakni PTSSP dan PLN," kata Mark McDermott, Associate Vice President dan Project Director, Black & Veatch dalam rilis yang diterima KONTAN Senin (23/11). Proyek Lontar merupakan kontrak EPC pertama Black & Veatch langsung dengan PLN. Dalam proyek ini, Black & Veatch akan menggunakan program "constructability". Constructability merupakan teknik manajemen proyek tingkat lanjut yang diterapkan mulai dari tahap proposal, pengerjaan teknis, dan pengadaan serta keseluruhan proses pembangunan sehingga menghasilkan jadwal konstruksi yang terprediksi dengan lebih baik.