SURABAYA. PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur mengundang investor untuk membangun smelter di wilayah Jawa Timur. PT PLN menjamin cadangan pasokan listrik di Jawa Timur bagi investor yang ingin membangun smelter pasca-pemberlakuan Undang-undang Mineral dan Batu bara (Minerba). General Manager PT PLN Distribusi Jatim, Haryanto WS menjelaskan, pasokan listrik untuk wilayah Jatim setiap tahunnya selalu mengalami surplus dengan volume yang cukup besar, yakni mencapai 4.245 Mega Watt (MW). "Pasokan energi listrik dari seluruh pembangkit yang beroperasi mencapai 8670 MW. Sementara beban puncak di wilayah Jatim mencapai 4.425 MW, masih ada sisa sekitar 4.245 MW," katanya, Senin (20/1/2014) kepada wartawan. Separuh dari volume surplus energi itu, kata Haryanto, digunakan sebagai cadangan, sisanya baru diekspor ke luar Jatim, seperti ke Jateng, Jabar, DKI Jakarta, dan Bali. Dia berharap, saat diberlakukannya UU Minerba, surplus energi listrik itu akan lebih banyak dimanfaatkan untuk pengembangan perekonomian Jatim, daripada harus dijual ke luar Jatim. Pihaknya mengakui sudah ada sejumlah investor pembangun smelter yang melakukan pembicaraan awal dengan PLN terkait persiapan pasokan energi listrik. Namun itu sebatas komunikasi awal, dan sampai saat ini belum ada tindak lanjut. "Jika memang ada, kami harap tidak jauh-jauh dari lokasi gardu induk PLN yang ada di kawasan Tuban dan Paiton Probolinggo, karena di sana, infrastrukturnya relatif siap," tambahnya. Sebelumnya, untuk mendukung kebijakan larangan menjual mineral dalam bentuk mentah, Provinsi Jatim bekerjasama dengan dua wilayah yakni Sulawesi dan Kalimantan. Dalam kerja sama itu, Jatim akan memposisikan diri sebagai provinsi pengolah, sementara Sulawesi dan Kalimantan menjadi provinsi penyuplai bahan baku. (Achmad Faizal)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
PLN undang investor bangun smelter di Jatim
SURABAYA. PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur mengundang investor untuk membangun smelter di wilayah Jawa Timur. PT PLN menjamin cadangan pasokan listrik di Jawa Timur bagi investor yang ingin membangun smelter pasca-pemberlakuan Undang-undang Mineral dan Batu bara (Minerba). General Manager PT PLN Distribusi Jatim, Haryanto WS menjelaskan, pasokan listrik untuk wilayah Jatim setiap tahunnya selalu mengalami surplus dengan volume yang cukup besar, yakni mencapai 4.245 Mega Watt (MW). "Pasokan energi listrik dari seluruh pembangkit yang beroperasi mencapai 8670 MW. Sementara beban puncak di wilayah Jatim mencapai 4.425 MW, masih ada sisa sekitar 4.245 MW," katanya, Senin (20/1/2014) kepada wartawan. Separuh dari volume surplus energi itu, kata Haryanto, digunakan sebagai cadangan, sisanya baru diekspor ke luar Jatim, seperti ke Jateng, Jabar, DKI Jakarta, dan Bali. Dia berharap, saat diberlakukannya UU Minerba, surplus energi listrik itu akan lebih banyak dimanfaatkan untuk pengembangan perekonomian Jatim, daripada harus dijual ke luar Jatim. Pihaknya mengakui sudah ada sejumlah investor pembangun smelter yang melakukan pembicaraan awal dengan PLN terkait persiapan pasokan energi listrik. Namun itu sebatas komunikasi awal, dan sampai saat ini belum ada tindak lanjut. "Jika memang ada, kami harap tidak jauh-jauh dari lokasi gardu induk PLN yang ada di kawasan Tuban dan Paiton Probolinggo, karena di sana, infrastrukturnya relatif siap," tambahnya. Sebelumnya, untuk mendukung kebijakan larangan menjual mineral dalam bentuk mentah, Provinsi Jatim bekerjasama dengan dua wilayah yakni Sulawesi dan Kalimantan. Dalam kerja sama itu, Jatim akan memposisikan diri sebagai provinsi pengolah, sementara Sulawesi dan Kalimantan menjadi provinsi penyuplai bahan baku. (Achmad Faizal)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News