SINGAPORE. Minyak mentah diperdagangkan sedikit berubah di New York setelah kemarin sempat terpeleset lantaran prediksi persediaan minyak di AS kian menggemuk.
Persediaan minyak kemungkinan naik 1 juta barel per 14 November 2008 lalu, menurut perkiraan 12 analis sebelum laporan resminya dirilis oleh Departemen Energi hari ini. Produksi kilang minyak sepertinya juga menciut di minggu yang ketiga ini. Pembelanjaan bensin AS juga melandai 2,8% minggu lalu. "Pasar masih khawatir tentang konsumsi, lantas membikin harga di level yang cukup rendah," kata David Moore, commodity strategist Commonwealth Bank of Australia di Sydney. "Gambaran besar dalam laporan tersebut tidak akan berubah. Kuncinya bukan pada angka-angka di lantai bursa, namun pada angka-angka permintaan dalam laporan tersebut, dan kemungkinan menunjukkan pelemahan yang berlanjut," tambahnya. Minyak mentah untuk pengiriman Desember naik 13 sen menjadi US$ 54,52 per barel di New York Mercantile Exchange, pada pukul 10.03 waktu Singapura. Oil telah terjungkal sebesar 63% sejak menyentuh level tertingginya di level US$ 147,27 di bulan Juli lalu. Kontrak terpeleset 56 sen, atau 1% menjadi US$ 54,39 per barel kemarin.Harga naik lebih awal kemarin, seiring dengan supertanker Saudi Arabia yang dibajak telah berlabuh mendekati pantai Somali. Pembajak mengarahkan Sirius Star ke dekat pantai Eyl di sebelah utara Somalia. Kapal besar ini mengangkut 2 juta barel minyak mentah. "Dampaknya terhadap harga sangatlah tipis dan tetap dibayangi oleh kekhawatiran terhadap permintaan," kata Commonwealth Bank Moore.Kilang minyak kemungkinan mengoperasikan 84,5% dari kapasitas yang ada, turun0,1% dari minggu sebelumnya. Kilang ini mengoperasikan 87% dari kapasirasnya setahun lalu seiring dengan produksi yang terus meningkat. Minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Januari sebesar US$ 52 per barel, naik 16 sen di ICE Futures Europe exchange London. Kontrak menyusut 47% kemarin, atau 0,9% menjadi US$ 51,84 per barel.