KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling yang berlokasi di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat memegang peranan penting dalam sistem kelistrikan. Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Wanhar mengungkapkan pembangkit berkapasitas 4x175,18 MW tersebut merupakan pembangkit pendukung beban puncak di Sistem Jawa-Bali. Juga berfungsi sebagai pengatur frekuensi sistem dengan menerapkan load frequency control (LFC). Jika terjadi black out, PLTA Saguling masih dapat dioperasikan sebagai black start sekaligus berperan menjadi pengisian tegangan untuk menopang pembangkit listrik PLTU Suralaya," ujar Wanhar dalam keterangan tertulis, Jumat (17/9).
Wanhar menyampaikan tiga fungsi PLTA Saguling, yakni sebagai baseload, stabiliser, dan untuk mengurangi emisi karena menggunakan energi baru terbarukan (EBT). "Yang paling penting, ini adalah pembangkit masa depan, bisa dikombinasikan dengan solar photovoltaic (PV) di waduknya," kata Wanhar. Baca Juga: Kementerian ESDM: PLTS bakal menjadi tulang punggung pengembangan EBT Pemerintah terus mendorong pengembangan EBT untuk mencapai target 23% pada 2025. Dalam pengembangan EBT, PLTA Saguling memiliki konstribusi sebesar 2% dari total pembangkit EBT jenis hidro (4,53%) yang terhubung dengan sistem jaringan 500 kV Jawa-Bali. Wakil Ketua Komisi VII DPR Maman Abdurrahman dalam kunjungan kerja ke PLTA Saguling pada Kamis (16/9) menyebut kunjungan kerja ini dilakukan untuk melakukan tugas konstitusi dalam rangka pengawasan. "Kami di Komisi VII DPR hadir untuk menjembatani bottle neck. Apa yang jadi masalah, sampaikan ke kami. Itu semangatnya, biar sama-sama satu frekuensi," kata Maman. Anggota Komisi VII DPR Tifatul Sembiring mencermati pentingnya aspek keselamatan atau security pada sistem PLTA Saguling. Menurutnya, listrik bukan hanya tentang menurunkan air untuk memutar turbin menjadi listrik, tapi ternyata ada masalah gulma. Bagaimana caranya supaya suplai tidak stop sama sekali. PLTA Saguling juga mendukung sistem Jamali (Jawa, Madura, Bali).